Desi Fitrie | Informasi-informasi Terupdate

Baca, Saksikan, Rasakan, Simpulkan...

Rabu, 18 Mei 2016

Pelarangan Jilbab Terjadi di Bali, Kok Denpasar Disebut Kota Paling Islami?


Maarif Institue yang selama ini dikenal sebagai salah satu corong Liberalisme di Indonesia mengeluarkan rilis hasil riset yang mereka lakukan meneliti kota paling Islami di Indonesia.

Hasilnya, penelitian selama tahun 2014 ini dari 29 Kota di Indonesia yang diteliti mencatatkan kota Denpasar sebagai salah satu kota yang dinilai sebagai paling Islami. Denpasar dinilai paling Islami karena memiliki poin 80, dengan tiga indikator dan sederet analisa ketat.
Sebaliknya, menurut Maarif Institue kota-kota di Indonesia yang mengklaim dan menggunakan peraturan daerah syariah, justru menduduki posisi terendah sebagai kota Islami. Seperti Kota Banda Aceh, berada di urutan 19, bahkan yang terparah ditempati Kota Padang, Ibukota Sumatera Barat. Kota Padang, menjadi kota terbawah, karena ini memiliki tingkat keamanan yang rendah, tingkat kesejahteraan yang juga rendah dan nilai kebahagian yang sama rendahnya. Dalam nilai indikator Maarif Institute, menunjukkan angka 50 bagi Kota Padang. (Link: VIVAnews)

Penelitian ini sangat bias dengan indikator "islami" yang sangat dipaksakan.

Satu contoh saja yang bertolak belakang dan TERBUKTI Denpasar Bali sangat TIDAK ISLAMI adalah pelarangan Jilbab.

Berita yang dirilis Republika Online pada 21 Februari 2014 berjudul "Komnas HAM: Pelarangan Jilbab Terjadi Hampir di Seluruh Bali".

[Kutipan]:

DENPASAR-- Kasus pelarangan mengenakan jilbab di sekolah di Bali ternyata bukan hanya dilakukan SMAN 2 Denpasar. Lebih dari itu, pelarangan mengenakan jilbab di Bali ditengarai dilakukan sebagian besar sekolah yang ada di seluruh kabupaten dan kota di Bali.

"Dari laporan yang kami terima, kasus itu tidak hanya terjadi di Denpasar saja, tapi hampir di seluruh Bali," kata Drs Maneger Nasution MA dari Komnas HAM RI.

http://ift.tt/1f1FYJl

***

Jadi, bagaimana mungkin Denpasar yang pernah melarang siswanya mengenakan jilbab kemudian dinyatakan sebagai KOTA ISLAMI?




Source http://ift.tt/1stWqjZ

Lorem ipsum dolor sit amet, consetetur sadipscing elitr, sed diam nonumy eirmod tempor invidunt ut labore et dolore magna aliquyam erat, sed diam voluptua.

Artikel Terkait

  • Ketua DPR: Sosok Fahri Hamzah Dibutuhkan Indonesia Jakarta - DPR RI hingga kini belum menerima surat resmi pemecatan Fahri Hamzah dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Mengenai pemecatan Fahri sebagai Wakil Ketua DPR, Ade Komarudin sebagai Ketua DPR mengatakan insititusinya…
  • Akhir Zaman; Ketika Parameter Menilai Kebenaran Telah Berubah Oleh: Abu Fatiah Al-Adnani* فَمَا كَانَ جَوَابَ قَوْمِهِ إِلَّا أَن قَالُوا أَخْرِجُوا آلَ لُوطٍ مِّن قَرْيَتِكُمْ إِنَّهُمْ أُنَاسٌ يَتَطَهَّرُونَ “Maka tidak lain jawaban kaumnya melainkan mengatakan, “Usirlah Luth bese…
  • Kisah Khalifah Umar Hendak Mengambil Paksa Rumah Abbas bin Abdil Muththalib Umar bin Khaththab ra sebagai khalifah pernah hendak mengambil paksa rumah Abbas bin Abdil Muththalib ra, paman Rasulullah saw. “Dulu Rasulullah saw pernah berkeinginan untuk meluaskan masjid ini, tapi belum terlaksana hin…
  • Islam (Tanpa) Liberal Oleh: A Kholili Hasib Bergulirnya gerakan liberalisasi di dunia Islam dibarengi dengan tawaran tampilan ‘baru’ Islam. Mereka – pengusung liberalisasi – manamakan gerakannya ini dengan tajdid (pembaharuan). Yang biasa ditam…
  • Setiyardi, Pengusaha Properti yang Siap Berikan Rumah untuk Suratmi Datang dan Penuhi Janjinya Klaten – Beberapa waktu lalu, seorang pengguna Facebook bernama Setiyardi menghebohkan media sosial. Pasalnya, ia menulis status di Facebook bahwa ia akan memberikan rumah bagi Suratmi, istri almarhum Siyono jika diusir ole…

Pages

Back To Top