Desi Fitrie | Informasi-informasi Terupdate

Baca, Saksikan, Rasakan, Simpulkan...

Minggu, 19 Juni 2016

[KPK Tak Lakukan Introspeksi] Gara-Gara Saipul Jamil, Ketua KPK Tuding Pengadilan Belepotan


[portalpiyungan.com] Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Agus Rahardjo menilai kasus dugaan suap dalam penanganan perkara pedangdut Saipul Jamil membuktikan dunia peradilan masih kotor.

"Pesannya dunia peradilan kita masih belepotan," ujar Agus saat menghadiri acara Konvensi Anti Korupsi 2016 Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Jakarta, Jumat 17 Juni 2016 malam.

Agus juga meluruskan persepsi yang muncul di masyarakat soal pengungkapan kasus yang melibatkan artis Saipul Jamil.

Menurut dia, pengungkapan kasus itu bukan karena ingin memanfaatkan popularitas yang bersangkutan, tapi ingin menegaskan bahwa perlu adanya pembenahan segera ditubuh peradilan.
"Bukan Saipul Jamilnya, tapi aparat peradilannya. Ada istilah yang familiar kalau kita gunakan sapu kotor maka kita tidak bisa membersihkan sesuatu," tandas Agus.

Agus juga mendukung upaya PP Muhammadiyah menggelar Konvensi Anti Korupsi 2016 bertema Berjamaah Melawan Korupsi. Kendati diakui olehnya kondisi sekarang dukungan terhadap gerakan melawan korupsi masih rendah.

"Mudah-mudahan jamaah melawan korupsi makin besar, tidak seperti sekarang," tambah Agus

Agus pun memastikan komitmen KPK untuk terus mengintensifkan penindakan terhadap kejahatan korupsi. Baik korupsi dalam jumlah kecil maupun besar. "Kami tidak akan kurangi penindakan, yang besar memang sulit, karena transaksi diluar negeri, tetapi tetap kita akan upayakan," tuturnya.

Pernyataan Agus vertolakbelakang dengan bukti bahwa kinerja KPK pun belepotan. Buktinya, KPK mengabaikan hasil audit BPK bahkan sudah menyimpulkan sebelum melakukan pembuktian melalui persidangan.

Tudingan ini kemudian seperti menjadi sebuah pembenaran bagi KPK nntuk bebas menafsirkan hasil audit BPK sesuai dengan kepentingan penguasa.

Source http://ift.tt/1XxqjwQ

Lorem ipsum dolor sit amet, consetetur sadipscing elitr, sed diam nonumy eirmod tempor invidunt ut labore et dolore magna aliquyam erat, sed diam voluptua.

Artikel Terkait

  • Sekolah Tanpa Tiang, Dari Palestina Untuk Anak-anak Di Seluruh Dunia Sekolah Tanpa Tiang Tanpa kelas Kami tetap bisa belajar Tanpa tiang Iman kami tak pernah goyang Tanpa tiang Tanpa kelas Bersama alam yang membentang Kami terus menantang Bagi jiwa yang gersang Tanpa tiang Tanpa kelas Ka…
  • Bolehkah Sedekah ke Pengemis "Tersistem"? Di Jakarta dan kota-kota besar lainnya, hampir semua pengemis sudah tersistem. Dilindungi preman dan oknum pejabat. Ini beneran. Kayak franchise saja, pengemis-pengemis ini diberi 'wilayah beroperasi' dan harus membayar 'r…
  • Tembok China Pindah ke Jakarta Penggusuran terhadap warga miskin ibukota yang makin melarat Buldozer dikerahkan, begitupla ribuan aparat Ibu-ibu hanya bisa meratap Anak-anak menatap kosong rumah yang telah rata, tak lagi beratap Sementara pulau-pulau rek…
  • Rusunawa Itu Bukan Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab "Penggusuran" sebenarnya merupakan bentuk anarkisme kekuasaan (pemaksaan kehendak) yang terkait dengan suatu kebijakan tertentu. Kalau boleh saya artikulasikan ke bentuk yang lebih nyata lagi, itu sama saja sebagai bentuk …
  • KTT OKI Di Turki Pukulan Telak Terhadap Iran, Presiden Hassan Rouhani Kabur Saat Penutupan Media massa Iran mengecam habis-habisan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Organisasi Kerjasama Negara-Negara Islam (OKI) ke 13 yang berlangsung di Istanbul Turki pada tanggal 14-15 April 2016. Kecaman datang, khususnya setel…

Pages

Back To Top