Desi Fitrie | Informasi-informasi Terupdate

Baca, Saksikan, Rasakan, Simpulkan...

Kamis, 25 Februari 2016

Kebijakan Kantong Plastik Berbayar Hanya Untungkan Pengusaha Ritel


Pemerintah melalui Kementerian Lingkuhan Hidup dan Kehutanan (LHK) bersama dengan pengusaha ritel modern bersepakat untuk melakukan upaya pembatasan limbah kantong plastik. Salah satu upayanya adalah dengan memberlakukan biaya kantong plastik belanja bagi masyarakat sebesar Rp 200 per kantong.

Kebijakan ini mulai disosialisasikan sejak Minggu (21/2/2016) bertepatan dengan momentum Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2016. Bahkan sosialisasi ini mulai dilakukan langsung oleh Menteri LHK, Siti Nurbaya di kawasan Bundaran HI, Jakarta Pusat.

Namun sayangnya, upaya pembatasan yang dilakukan Kementerian LHK ini dinilai hanya menguntungkan satu pihak saja. Bahkan kebijakan pemberlakuan Rp 200 per kantong plastik ini tidak akan mengurangi jumlah permintaan kantong plastik bagi masyarakat.
“Bayangkan saja, berapa rata-rata pembeli yang datang pada tiap-tiap ritel yang ada. Berapa jumah ritel kalikan Rp 200 rupiah. Fantastiskah?” kata Ketua Umum Badan Relawan Nusantara, Edysa Tarigan Girsang Minggu (21/2/2016).

Salah satu mantan aktivis 98 tersebut juga menilai bahwa permintaan kantong plastik dengan cara yang diberlakukan Pemerintah ini tidak akan berhasil. Terlebih lagi, para industri tetaplah yang akan untung, karena kantong plastik yang biasa diberikan dengan cara gratis saat ini mendapatkan angin segar dengan beban biaya kantong diserahkan kepada konsumen.

“Teori ekonominya, ada permintaan ada pembelian. Lagi-lagi tetap industri yang untung,” tegasnya, seperti dilansir Redaksikota.

Daripada meminta konsumen membayar dengan harga yang sangat murah, jauh lebih baik kalau kebijakan yang ada adalah mewajibkan perusahaan ritel untuk menyediakan kantong yang degradable. Yang mana akan lebih berdampak pada lingkungan.

Kalau kebijakan yang ada sekarang, akhirnya akan menguntungkan perusahaan ritel karena kantong plastik akan menjadi item dagangan yang baru.




Source http://ift.tt/1oJgNby

Lorem ipsum dolor sit amet, consetetur sadipscing elitr, sed diam nonumy eirmod tempor invidunt ut labore et dolore magna aliquyam erat, sed diam voluptua.

Artikel Terkait

  • Ada Pihak Asing di Balik LGBT Upaya untuk membuka diskusi tentang pengakuan lesbian, gay, bitransekual dan transgender (LGBT) ditengarai tak terlepas dari dukungan pihak luar. Mereka gencar mensosialiasikan hak-hak LGBT di Asia, terutama Asia Tenggara. …
  • Jarak Lebih Pendek, Kenapa PROYEK KERETA CEPAT Indonesia LEBIH MAHAL? Bandingkan 2 PROYEK KERETA CEPAT yang di garap China: di Iran dan Indonesia. Ada kejanggalan, mestinya proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung yang panjangnya hanya 150 Km, dibandingkan dengan Teheren- Isfahan yang 400 Km,…
  • Akhlak Mulia Tentara Turki Inilah salah satu contoh mulianya akhlak tentara Turki dibawah kepemimpinan Presiden Recep Tayyip Erdogan. Usai menjalankan tugas negara, tentara Turki meninggalkan UANG di sebuah rumah kosong di desa Jizrah, bagian dari P…
  • Dianggap Memuat Simbol Palu Arit, Spanduk Ultah PDIP Dicopot Satpol PP Satpol PP Kota Magelang Jawa Tengah mencopot tujuh spanduk ucapan ulang tahun PDIP yang ke-43 karena dianggap memuat simbol yang menyerupai lambang organisasi terlarang. Lambang yang dimaksud adalah palu dan arit, dua simbo…
  • Jelang Akhir Jabatan, Nur Mahmudi Dirikan Partai Baru DEPOK - Menjelang akhir masa jabatannya, Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail mendirikan partai baru, namanya Partai Ember. Peresmian partai berlogo ember ini mendapat banyak respon dari warga Depok. Namun, partai ini bukan …

Pages

Back To Top