Desi Fitrie | Informasi-informasi Terupdate

Baca, Saksikan, Rasakan, Simpulkan...

Selasa, 02 Februari 2016

Harga Jagung Meroket, Prabowo Meradang


Meroketnya harga jagung di pasaran membuat Ketua Komisi IV DPR Edhy Prabowo dari Fraksi Gerindra meradang. Anak angkat Prabowo Subianto ini mengkritisi buruknya data komoditas pangan yang dimiliki Kementerian Pertanian.

Kondisi tersebut belakangan dikeluhkan para peternak unggas dan pengusaha pakan ternak. Karena selain harga membeli jagung dengan harga tinggi, mereka kesulitan mendapatkan pasokan bahan baku jagung.

"Kenapa kondisi ini bisa terjadi. Kementan yakin bisa surplus jagung tahun ini. Kok tiba-tiba sekarang ada pengaruh begitu ekstrem. Tiba-tiba harga jagung naik dari Rp 2 ribu menjadi Rp 7 ribu," kata Edhy Prabowo dalam rapat dengar pendapat dengan di Komisi IV, Selasa (2/2).
Hadir dalam forum itu Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti, Direktur Jenderal (Dirjen) Tanaman Pangan Hasil Kementerian Pertanian, Sembiring, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Muladno, Kepala Badan Karantina Banun Harpini, hingga Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan Ternak (GPMT) FX Sudirman.

Karenanya, mantan atlet silat nasional ini mempertanyakan data yang dimiliki Dirjen Tanaman Pangan terkait produksi jagung.  Karena ketidakakuratan data tersebut dianggap sebagai penyebab langka dan mahalnya harga jagung.

"Produksi jagung yang dilaporkan ke kami kalau benar ada 20 juta ton dan bila sesuai target bisa 24 juta ton. Kebutuhan pigmill (pabrik pakan ternak) hanya 7 juta ton saja. Trus dimana jagung itu. Kenapa mahal seperti sekarang?" tanya Edhie.

Bahkan, Anggota Komisi IV DPR Daniel Johan, menuding perencanaan yang dibuat Kementan, ngaco. Ia juga meragukan data yang dimiliki pemerintah sebelum membuat kebijakan.

“Sebenarnya data di lapangan itu bagaimana. Kalau datanya morat-marit kayak begini, yah perencanaan jadinya ngaco, rakyat yang jadi korban,” tegasnya.

Tudingan itu dilontarkan politikus PKB itu, karena berdasarkan data Kementan, produksi jagung tercatat 22,8 juta ton. Sementara kebutuhan jagung nasional sebesar 21,4 juta ton. Tapi fakta di lapangan, harga jagung mahal dan sulit diperoleh.

Sumber: jpnn.com




Source http://ift.tt/1Py6ctJ

Lorem ipsum dolor sit amet, consetetur sadipscing elitr, sed diam nonumy eirmod tempor invidunt ut labore et dolore magna aliquyam erat, sed diam voluptua.

Artikel Terkait

  • Inspirasi dari Turki: Aşhane (Dapur Sosial) Aşhane: Dapur Sosial Jam menunjukkan pukul 00.04. Beberapa orangtua terlihat duduk, tangan kanannya memegang mangkok kertas dan tangan kiri memegang roti. Juga ada beberapa anak mondar mandir memegang mangkok dengan tulisa…
  • Singgung Soal "Khilafah", PBNU Sebut 15 Ormas Bibit Radikalisme dan Terorisme di Indonesia (Helmy Faishal Zaini. ©2014 merdeka.com/Muhammad Luthfi Rahman) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyebutkan ada 15 organisasi kemasyarakatan (ormas) yang mengarah pada bibit-bibit radikalisme dan terorisme di Indonesi…
  • Poin Penting Sikap Fraksi PKS Tentang Perubahan UU Pilkada Wakil Ketua Komisi II DPR RI dari Fraksi PKS, Almuzzammil Yusuf menjelaskan poin-poin penting sikap Fraksi PKS dalam pembahasan perubahan UU Pilkada bersama DPD dan Pemerintah di Komisi II DPR RI, Jakarta, 31/5/2016. “Pert…
  • Bikin KTP Tidak Butuh Surat Pengantar RT/RW? BIKIN KTP TIDAK BUTUH SURAT PENGANTAR RT/RW? Model kasus administrasi kependudukan yang diperkenalkan di Provinsi DKI Jakarta itu tidak bisa disebut sebagai terobosan. Malahan sebaliknya, apakah tidak menciptakan masalah b…
  • PKS Sewot Pemerintah Ngotot Impor Daging Sapi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menyayangkan kebijakan pemberian izin impor daging beku di tengah masih tidak stabilnya harga daging sapi yang dihasilkan oleh para perternak lokal. "Ini kebijakan yang melukai peternak nasi…

Pages

Back To Top