PKSPiyungan.org - Aktivis Petani yang juga merupakan kader PKS, Riyono, menanyakan
kelanjutan Kartu Petani yang di janjikan Gubernur Jateng saat kampanye
lalu. Dengan Kartu Petani ini pada awalnya di harapkan Petani bisa
dengan mudah mendapatkan pupuk dan bantuan pertanian lainnya, namun pada
faktanya hingga saat ini Kartu Petani masih belum ada kejelasan.
NTP (Nilai Tukar Petani) ternyata justru mengalami penurunan di
bandingkan tahun 2013. Pada Juni 2013 NTP sebesar 105,29, sedangkann di
bulan Juli 2014 NTP turun menjadi 100,34. Semakin tinggi nilai NTP maka
daya beli Petani semakin tinggi.
Riyono mengatakan, penduduk Jawa Tengah mayoritas adalah petani sehingga seharusnya Postur APBD berpihak kepada petani, dengan adanya program Kartu Petani, Riyono mempertanyakan berapa postur anggaran APBD, apakah sudah berpihak.
"Saya ingin menanyakan kabar kartu petani yang merupakan program Ganjar dan berapa alokasi anggarannya untuk petani?" Ungkap Riyono.
Riyono menambahkan idealnya petani dan stakeholder di ajak bicara dalam menentukan alokasi APBD dan soal kebutuhan untuk penikatan produksi pertanian, namun selama ini masih minim kertelibatan rakyat.
Riyono memberikan masukan kepada Pemerintah Provinsi untuk memperbaiki data yang dimiliki terkait kebutuhan pupuk dan irigasi. untuk meningkatkan NTP, maka sebisa mungkin biaya produksi petani semakin rendah. Hingga saat ini Petani masih kesulitan dalam pupuk, selain itu faktor Irigasi berpengaruh signifikan terhadap peningkatan produksi.
"Pasokan air kita cukup, karena musim cenderung hujan, masalahnya infrastruktur bendungan dan embung kita bagaimana? kita harus cek ulang semuanya, data dan riset lagi kebutuhan embung dan pupuk setiap tahunnya" Pungkas Riyono.
Menanyakan kelanjutan Kartu Petani |
Riyono mengatakan, penduduk Jawa Tengah mayoritas adalah petani sehingga seharusnya Postur APBD berpihak kepada petani, dengan adanya program Kartu Petani, Riyono mempertanyakan berapa postur anggaran APBD, apakah sudah berpihak.
"Saya ingin menanyakan kabar kartu petani yang merupakan program Ganjar dan berapa alokasi anggarannya untuk petani?" Ungkap Riyono.
Riyono menambahkan idealnya petani dan stakeholder di ajak bicara dalam menentukan alokasi APBD dan soal kebutuhan untuk penikatan produksi pertanian, namun selama ini masih minim kertelibatan rakyat.
Riyono memberikan masukan kepada Pemerintah Provinsi untuk memperbaiki data yang dimiliki terkait kebutuhan pupuk dan irigasi. untuk meningkatkan NTP, maka sebisa mungkin biaya produksi petani semakin rendah. Hingga saat ini Petani masih kesulitan dalam pupuk, selain itu faktor Irigasi berpengaruh signifikan terhadap peningkatan produksi.
"Pasokan air kita cukup, karena musim cenderung hujan, masalahnya infrastruktur bendungan dan embung kita bagaimana? kita harus cek ulang semuanya, data dan riset lagi kebutuhan embung dan pupuk setiap tahunnya" Pungkas Riyono.
Sumber: PKSPiyungan.org