Desi Fitrie | Informasi-informasi Terupdate

Baca, Saksikan, Rasakan, Simpulkan...

Rabu, 01 Juni 2016

Rais Aam PBNU: Mewaspadai Kembalinya PKI Sebuah Keharusan


Rais Aam PBNU KH Ma’ruf Amin menyambut baik diadakannya simposium nasional terkait ancaman kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI). Menurutnya, mewaspadai kebangkitan partai berlambang palu arit merupakan sebuah keharusan.

“Mewaspadai kemungkinan kembalinya PKI, komunis itu saya kira menjadi satu keharusan,” kata Kiai Ma’ruf kepada Kiblat.net seusai acara jumpa pers di Kantor MUI Pusat Jakarta, Selasa (31/05).

Dia menilai bahwa saat ini ada tanda-tanda dan penampakan kemungkinan kebangkitan PKI. “Karenanya gerakan (simposium) itu saya kira sangat baik sekali,” imbuhnya.
Kiai Ma’ruf, yang juga Ketua Majelis Ulama Indonesia, menambahkan bahwa MUI pun telah membentuk komite anti-komunis. Tujuan pertama dibentuknya komite itu adalah untuk memonitor sejauh mana potensi kembalinya komunis. Selain itu juga memonitor upaya-upaya yang dilakukan untuk menghidupkan paham yang dinyatakan terlarang di Indonesia tersebut.

“Dan melakukan pencegahan. Kita bekerja sama supaya komunis tetap dilarang dan tetap diwaspadai,” tandasnya.

MUI, terang Kiai Ma’ruf, melibatkan pihak-pihak lain dalam memantau keberadaan kelompok komunis. Hal itu dilakukan karena kalangan ulama tidak ingin PKI kembali ada di Indonesia.

Simposium nasional bertajuk “Mengamankan Pancasila dari Ancaman Kebangkitan Partai Komunis Indonesia dan Ideologi Lain” digelar hari ini dan besok, Rabu dan Kamis, 1-2 Juni 2016, di Balai Kartini, Jakarta.

Ketua pelaksana acara, Letjen TNI (Purn) Kiki Syahnakri mengatakan bahwa ide pelaksanaan simposium ini dilatarbelakangi kegelisahan atas ancaman keutuhan NKRI dan Pancasila.

Sejumlah pembicara dan tamu yang hadir antara lain pemimpin Front Pembela Islam, FPI, Rizieq Shihab, mantan Wapres Try Sutrisno, serta pimpinan MUI Cholil Ridwan.

Sumber: Kiblat




Source http://ift.tt/1sKWrQA

Lorem ipsum dolor sit amet, consetetur sadipscing elitr, sed diam nonumy eirmod tempor invidunt ut labore et dolore magna aliquyam erat, sed diam voluptua.

Artikel Terkait

  • Ulama Syiah Berapi-Api Menyeru Untuk Membunuh Muslim yang Bukan Kelompoknya Setiap muslim Indonesia harus berhati-hati dari bahaya Syiah. Namun masih banyak muslim yang kurang peduli akan bahaya Syiah, bahkan menganggap mereka sebagai saudara se-Islam yang tentram padahal di balik semua itu mereka …
  • Sial Sekali "NASIB" Boni Hargens by Leo Kusuma SIAL SEKALI NASIB BONI HARGENS Barangkali lebih beruntung nasibnya Fadjroel Rahman yang diangkat (tanpa proses seleksi) menjadi anggota Komisaris Utama Adhi Karya (perusahaan jasa konstruksi). Sementara Bon…
  • LGBT: SEBUAH GERAKAN PENULARAN LGBT: SEBUAH GERAKAN PENULARAN Oleh Adriano Rusfi January 26, 2016 Mungkin ada yang heran bertanya, kenapa saya begitu keras terhadap perilaku Lesbianism, Gay, Bisexual and Transexualism (LGBT). Saya seakan penuh murka da…
  • Malas Berdakwah Oleh Ust. Musyafa Ahmad Rahim Kajian yang membahas tentang: 1. Pengertian malas dalam berdakwah 2. Gejala dan tanda-tanda malas dalam berdakwah 3. Sebab-sebab malas dalam berdakwah 4. Dampak dan pengaruh malas dalam berda…
  • Catatan Buat Menag Lukman: "Mengapa beragama justru kobarkan permusuhan?" "Agama itu mendamaikan. Mengapa beragama justru kobarkan permusuhan? #mawasdiri" Begitu tulis Menteri Agama Lukman H. Saifuddin ‏ melalui akun twitternya @lukmansaifuddin, Selasa (26/1/2016). Pesan yang sangat indah. "Men…

Pages

Back To Top