Desi Fitrie | Informasi-informasi Terupdate

Baca, Saksikan, Rasakan, Simpulkan...

Sabtu, 11 Juni 2016

Asyiddaau 'Alal Mukminiin (Berlaku Keras Sesama Mu'min)


"Asyiddaau 'Alal Mukminiin"

By: Nandang Burhanudin

Di suatu hari bulan Ramadhan. Dalam syahdu shalat Zhuhur. Tetiba suara handphone seorang jamaah berbunyi kencang. Terdengar ringtone lagu yang teramat mengganggu. Usai shalat ia ditegur.

"Gimana kamu ini. Apa gak sadar lagi shalat. Suara ringtone mu mengganggu shalat. Sadar tidak. Kamu telah bermaksiat kepada Allah. Dosa besar tahu...!!!"

Jamaah laun mengerubuti. Si tertuduh sudah minta maaf. Ia khilaf men-turn off HPnya. Alasan yang lumrah namun malah dianggap mentah. Oknum jamaah shalat malah ada yang over, hampir saja terjadi cek cok.

Esok harinya. Ia tidak ke masjid. "Kapok", gerutunya. Ia memilih ke kafe Syisha. Asik nonton sepakbola. Hingga suatu kali. Ia menjatuhkan arang pembakar syisha dan mengenai karpet.

Pegawai kafe menhampiri. "Hati-hati pak. Awas kena baju bapak. Biar saya bereskan dan bapak bisa pindah ke kursi yang lain," ujarnya lembut.

****
Dua perlakuan berbeda di dua tempat berbeda. Pertama, terjadi di masjid. Rumah Allah. Tapi sikap kasar oknum jamaah membuat calon tamu Allah, lari. Kedua, di kafe. Tempat lahwun wa la'ibun. Tapi perilaku karyawannya "menyejukkan" dan membuat betah.

Ramadhan sudah yang ke 1437 dalam kalender hijriah. Tapi perilaku oknum jamaah masjid bikin gerah suasana. Ribut soal doa buka puasa. Heboh soal formasi tarawih. Hingga ribut soal hukum ceramah tarawih.

Hal menyakitkan adalah lontaran bid'ah, maksiat, dosa besar, mungkar. Lalu mengklaim diri dan kelompoknya paling shahih dan paling Sunnah. Seakan surga sudah menjadi kavling dan Sunnah sudah hak prerogatif.

Padahal Allah saja memerintahkan Nabi Musa dan Nabi Harun di hadapan Fir'aun dengan perkataan yang lemah lembut. Idzhabaa ilaa Fir'auna innahu thagaa Faquulaa lahu qaulan layyinan.

Anehnya. Dalil yang sama digunakan untuk sepenuhnya taat pada pemimpin walau zhalim. Tapi mengapa kepada personal dan sosial, kerasnya bikin darah kering terkuras.

Saya tidak anti Sunnah. Tapi cara mensosialisasikan Sunnah dengan cara yang jauh dari Sunnah, adalah bid'ah paling mengancam syariat. Apalah arti sebuah sunnah tapi minus rahmah dan kering ukhuwwah?

Waspadalah!




Source http://ift.tt/28tv0vu

Lorem ipsum dolor sit amet, consetetur sadipscing elitr, sed diam nonumy eirmod tempor invidunt ut labore et dolore magna aliquyam erat, sed diam voluptua.

Artikel Terkait

  • Pao An Tui, Sisi Kelam Etnis Cina di Indonesia "Pao An Tui adalah sisi kelam masyarakat Cina di era awal kemerdekaan Indonesia..!" pernyataan ini ditegaskan mantan wartawan senior Republika yang kini tengah ‘melanglang dunia’. Teguh yang di dalam tubuhnya mengalir dara…
  • Bung Karno: Homoseksual Lebih Menakutkan Dibanding Imperialis Belanda Pakar Psikologi Forensik, Reza Indragiri, mengungkap, Presiden Indonesia pertama, Ir Soekarno alias Bung Karno adalah sosok yang ngeri melihat perilaku homoseksual. "Tahun 1965 Bung Karno itu sudah menulis atau bercerita a…
  • Alhamdulillah Turki bukanlah Iran by Ali Nur Kutlu* Kolumnis Turki ‘Kau Bahkan tak Bisa Seperti iran’ Anda pasti telah atau akan mendengar perkataan sejenis ini diucapkan. Ini adalah sebuah argumen yang digunakan oleh mereka yang mengkritisi politik dan k…
  • Mengumpulkan Remah-Remah Kejayaan Islam di Turki Oleh: Alwi Shahab* Wartawan senior Dalam mempertahankan cagar budaya, Turki patut diacungkan jempol dan kudu ditiru. Ketika berkunjung ke Turki awal Juli 2010 selama 10 hari, Enis Ozacar (32 tahun) pemandu wisata kami, men…
  • Singgasana Allah Terguncang karena LGBT Merajalela Merajalelanya kaum Lesbian Gay dan Transgender (LGBT), khususnya di Indonesia belakangan ini, dikatakan sanggup mengguncang singgasana Allah swt, yaitu Arsy. Hal ini sudah ditegaskan dalam sebuah hadist Rasulullah saw. "Ji…

Pages

Back To Top