Desi Fitrie | Informasi-informasi Terupdate

Baca, Saksikan, Rasakan, Simpulkan...

Kamis, 19 Mei 2016

Tidur Pagi, Kebiasaan yang Dibenci Para Salafus Shalih


Ustadz Rappung Samuddin

Tidur pagi termasuk salah satu kebiasaan kita yang sulit ditinggalkan. Nikmat memang. Akan tetapi, perbuatan ini ternyata dibenci oleh kalangan ulama salaf dahulu. Sebab, akibat tidur pagi, seorang hamba akan kehilangan banyak sekali kebaikan dan keberkahan padanya.

Dari Shakhr bin Wada'ah radhiallahu anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

اللهم بارك لأمتي في بكورها

"Ya Allah, berkahilah umatku pada waktu paginya".

قال: وكان إذا بعث سرية أو جيشا ، بعثهم أول النهار . وكان صخر رجلا تاجرا ، وكان إذا بعث تجارة بعثها أول النهار ، فأثرى وكثر ماله
Perawi hadits ini menambahkan: "Adalah Nabi shallallahu alaihi wasallam, jika mengutus pasukan atau pengintai, beliau mengirim mereka di awal siang (waktu pagi). Adalah Shakhr bin Wada'ah seorang pedagang sukses. Beliau selalu mengirim kafilah dagangnya di waktu pagi, karenanya ia menjadi kaya dan melimpah hartanya". (Riwayat Abu Daud dan Al Tirmidzi, hasan).

Nah, terkait tidur pagi tersebut, Al Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata:

ومن المكروه عندهم : النوم بين صلاة الصبح وطلوع الشمس ؛ فإنه وقت غنيمة ، وللسير ذلك الوقت عند السالكين مزية عظيمة ، حتى لو ساروا طول ليلهم لم يسمحوا بالقعود عن السير ذلك الوقت حتى تطلع الشمس ؛ فإنه أول النهار ، ومفتاحه ، ووقت نزول الأرزاق ، وحصول القسم ، وحلول البركة

"Menurut para salaf, diantara perkara yang dibenci adalah tidur ketika selesai shalat shubuh hingga matahari terbit. Karena pada waktu tersebut adalah waktu untuk menuai ghanimah (pahala yang berlimpah). Mengisi waktu tersebut adalah keutamaan yang sangat besar, menurut orang-orang salih. Hingga kendati mereka melakukan perjalanan semalam suntuk, mereka tidak mau tidur di waktu tersebut hingga terbit matahari. Mereka melakukan demikian karena pagi adalah awal hari, turunnya rezki dan pembagian, serta datangnya keberkahan.” (Ibnul Qayyim, Madarijus Salikin, 1/459, Maktabah Syamilah).




Source http://ift.tt/2545JVZ

Lorem ipsum dolor sit amet, consetetur sadipscing elitr, sed diam nonumy eirmod tempor invidunt ut labore et dolore magna aliquyam erat, sed diam voluptua.

Artikel Terkait

  • Belajar dari Ronaldo, Bagaimana Menghargai Setiap Orang yang Berkontribusi atas Kesuksesan Kita Beberapa saat setelah Real Madrid memenangkan trofi ke 10 Liga Champions UEFA pada tahun 2014, penonton TV dan ribuan penggemar sepak bola di Stadion of Light di Lisbon terkejut ketika Cristiano Ronaldo meninggalkan perayaa…
  • Kejanggalan kematian terduga teroris Siyono membuat Muhammadiyah ingin terus mengusut kejadian itu. Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Syafiq A Mughni, menegaskan upaya yang dilakukan oleh Muhammadiyah itu merupakan jihad kon…
  • Pesan @Fahrihamzah di Milad PKS ke-18 1. Ada yang terus mengadu dan memisahkan saya dengan PKS... insya Allah akan gagal... 2. Ayo anak muda.. luruskan niat... jangan bergeming..jangan beri ruang penyakit hati... 3. Saya tidak pernah pergi dari gelanggang... …
  • Drama Samadikun, Sebuah Panggung Intel Melayu Drama penangkapan Samadikun Hartono, dipandang sebelah mata oleh berbagai pihak. Komentar pedas bahkan datang dari seorang jurnalis senior, Derek Manangka, yang menulis secara tajam mengenai hal ini. "Secara profesi saya …
  • Sultan Erdogan dan Rahasia Kebangkitan Ekonomi Turki By: Nandang Burhanudin (1) Adalah penting siapa anda. Tapi lebih penting lagi siapa yang mengenal anda. Seseorang tergantung kapasitas kawan yang mengenalinya. Anda pandai berenang. Tapi tak pernah dikenal manajer renang i…

Pages

Back To Top