Anggota muda dari Ikhwanul Muslimin Mesir telah meluncurkan "peta jalan" untuk memulihkan perpecahan saat ini yang mengganggu kelompok.
Setelah dianggap gerakan oposisi politik terbesar dan terbaik terorganisir Mesir, Ikhwanul Muslimin baru-baru ini telah mengalami perpecahan antara kalangan tua dan anggota muda.
Kalangan tua dari IM menyerukan penggunaan "cara damai" dalam menentang rezim kudeta As-Sisi yang didukung militer Mesir, sedang anggota muda menyerukan untuk eskalasi.
Keretakan meledak secara terbuka pada Desember lalu ketika kantor IM London dipecat melalui juru bicara IM Mohamed Montaser dalam sebuah langkah yang ditolak oleh 11 kantor administrasi kelompok.
Pada bulan Februari, mantan tokoh senior IM yang sekarang tinggal di Qatar DR Yusuf al-Qaradawi menyerukan pelaksanaan Pemilu internal dalam upaya untuk menyembuhkan keretakan internal, tapi inisiatif ini telah terhenti.
Dalam sebuah pernyataan hari Sabtu (7/5), "Komite Administrasi Agung" IM mendesak kedua kubu untuk "mengambil langkah mundur" dan "memberikan kesempatan kepada generasi baru yang akan dipilih oleh anggota Ikhwanul secara bebas dan transparan".
Panitia melanjutkan untuk menyerukan pemilihan internal sesuai dengan peraturan pendiri kelompok dan untuk menunda pengesahan peraturan baru "sampai syura baru grup [konsultasi] Dewan dapat diselenggarakan".
Sejak pertengahan 2013, ketika Mohamed Morsi - presiden yang dipilih secara bebas pertama Mesir dan pemimpin Ikhwanul - digulingkan dalam kudeta militer, Ikhwanul Muslimin menjadi target dari tindakan keras oleh rezim pemerintah Mesir.
(Foto: People carry posters of first democratically elected President of Egypt Mohamed Morsi and "Rabia Sign" during the protest against military regime on the 5th anniversary of Egyptian revolution in 2011, in Giza, Egypt on January 24, 2016.)
Sumber: Kantor Berita Turki Anadolu Agency
Link: http://ift.tt/1SXGhgQ
Source http://ift.tt/1s6tnn9
Panitia melanjutkan untuk menyerukan pemilihan internal sesuai dengan peraturan pendiri kelompok dan untuk menunda pengesahan peraturan baru "sampai syura baru grup [konsultasi] Dewan dapat diselenggarakan".
Sejak pertengahan 2013, ketika Mohamed Morsi - presiden yang dipilih secara bebas pertama Mesir dan pemimpin Ikhwanul - digulingkan dalam kudeta militer, Ikhwanul Muslimin menjadi target dari tindakan keras oleh rezim pemerintah Mesir.
(Foto: People carry posters of first democratically elected President of Egypt Mohamed Morsi and "Rabia Sign" during the protest against military regime on the 5th anniversary of Egyptian revolution in 2011, in Giza, Egypt on January 24, 2016.)
Sumber: Kantor Berita Turki Anadolu Agency
Link: http://ift.tt/1SXGhgQ
Source http://ift.tt/1s6tnn9
