Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan secara sigap dan tegas membela Saudi setelah kedubesnya di Teheran dibakar massa rakyat Syiah Iran yang memprotes eksekusi mati tokoh Syiah Nimr al-Nimr.
“Eksekusi mati terhadap Syaikh Nimr adalah urusan dalam negeri Saudi. Iran yang terlibat dalam pembantain 400 ribu warga Suriah tidak pantas mengritik eksekusi terhadap satu orang,” tegas Erdogan, Rabu (6/1).
Tentang tindakan Saudi mengeksekui Syaikh Nimr, Erdogan berpendapat, “Saudi mengeksekusi 46 orang. 43 di antaranya adalah orang Sunni. Hanya 3 orang saja yang Syiah. Di Mesir saja ribuan orang dihukum mati, dunia diam saja. Kenapa saat terjadi hukuman mati di Saudi, semua berbicara? Apanya yang berbeda ketika hukuman mati itu terjadi di Saudi?”
Catatan @hasmi_bakhtiar:
1. Pembakaran kedutaan Saudi di Teheran membuka topeng penguasa arab. Saudi sekarang tau siapa kawan sepembaringan siapa musuh dalam selimut.
2. Turky sudah mengajarkan Saudi arti kesetiakawanan, sebelum barat bersuara Erdogan sudah lantang mendukung Saudi.
3. Terlepas dari permusuhan Turky dg Iran, terutama tentang Suriah. Tapi bagi gw sikap Turky yg sigap mendukung Saudi itu suatu hal yg berani.
4. Kalau mau, Turky bisa saja cuek, toh juga itu konflik dua negara sudah lama.
5. Saudi sebenarnya mengirim pesan penting untuk Amerika dan Eropa tentang pengusiran diplomat dan pemutusan hubungan diplomatik dengan Iran.
6. Silahkan saja Amerika dan Eropa mesra dengan Iran, yang jelas Saudi ga rela dimadu. Saudi lebih pilih cerai timbang dimadu :D
7. Kaya sebelumnya gw twit, langkah Saudi cukup berani, tapi Turky menangkap kegamangan Saudi. Kurang dari 3 jam Turky langsung keluarkan sikap (ngedukung Saudi, biar gak gamang).
8. Ini celah bagi Erdogan untuk yakinkan Saudi kalau cinta yang diucapkan Turky bukan gombal belaka.
9. Turky tampil bukan sebagai penengah, tapi sebagai pembela Saudi. Nampaknya Erdogan banyak berharap kepada raja Salman.
10. Turky (sebelum era Erdogan) yang tadinya bukan siapa siapa, cuma negara miskin sekelas Mesir sekarang jadi perisai raja teluk seperti Saudi.
11. Erdogan ga keabisan akal ngerangkul raja Salman. Gw rasa kedepan Saudi semakin percaya terhadap Turky, walopun bekas keraguan itu masih ada :D
12. Ibarat gadis nerima pinangan sang bujang, walopun awalnya ga cinta tapi takdir menyatukan mereka :D
13. Konflik kawasan dan problem yang dihadapi Saudi memaksa kerajaan unyu tersebut menerima pinangan Turky. Sengsara membawa nikmat :)
14. Sebenernya gw pengen ngetuit tentang posisi Indonesia dalam konflik Saudi-Iran, tapi....yasudahlah :D
(portalpiyungan.com)
Source http://ift.tt/1S72jxG