Desi Fitrie | Informasi-informasi Terupdate

Baca, Saksikan, Rasakan, Simpulkan...

Selasa, 05 Januari 2016

Mengapa SYIAH IRAN Membuat KISRUH TERUS???


MENGAPA IRAN MEMBUAT KISRUH TERUS???

Bismillah, laa haula wa laa quwwata illa billah.

Hari-hari ini sangat menegangkan bagi negara-negara Muslim Ahlus Sunnah di Timur Tengah. Mereka harus memutuskan SIKAP TEGAS kepada negara Syiah, Republik Iran.

Sejahat-jahatnya Israel, mereka membuat onar di wilayah-wilayah Palestina. Tapi Iran, berusaha membuat onar/kisruh di mana-mana. Di Irak, Yaman, Libanon, Suriah, Bahrain, Saudi, Mesir...bahkan hingga ke negeri Nusantara ini.

Saat merebak gerakan Arab Springs, Iran memandang itu sebagai MOMEN EMAS untuk menguasai Timur Tengah dengan politik WILAYATUL FAQIH-nya. Apa maksud politik itu? Yakni, semua negara harus TUNDUK KEPADA OTORITAS IMAM SYIAH (saat ini Ali Khameini -laknatullah 'alaihi wa ansharih-).

Termasuk kalau negara Nusantara ini dikuasai Syiah, maka kita pun nantinya juga akan diajak menjadi BUDAK-BUDAK IMAM SYIAH di Iran sana. Kalau menolak, akan disiapkan tiang gantungan. Laknatullah 'ala ashabir rafidhah wa ansharihim.

Nah, berbagai kerusuhan, keonaran, konflik, perang yang terjadi di Timur Tengah sana, negara Iran menjadi pemicunya. Maka itu tidak salah jika negara-negara Muslim bereaksi keras ke Iran.

Di sisi lain, kita harus bersyukur kepada Allah SWT dan berterima kasih kepada para Mujahidin di Suriah, Irak, Libanon, Yaman, Saudi. Termasuk Mujahidin Sunni di Iran. Karena Mujahidin TELAH BERJASA MERUNTUHKAN setengah kekuatan makar Syiah Iran.

Para Mujahidin itu tidak sibuk menodai kehormatan Muslim, tidak cela sana cela sini, tidak sok "paling berhak jadi ahli surga"; tapi KONTRIBUSI sangat jelas dan dirasakan Ummat. Itulah amal yang dicintai Allah dan Rasul-Nya. Tidak banyak cakap, banyak berbuat.

Kembali ke masalah Iran. Sejatinya, negara ini kan kaya raya. Raja minyak gitu lho. Penghasilan besar. Mereka bebas hidup sebagai Syiah MERDEKA RAYA di negerinya. Mau muth'ah sama siapa jua, mereka bisa.

KALAU berpikir logis: "Lo udeh enak. Duit banyak. Ngamalin ajaran Syiah bebas. Mau muth'ah ame balita ampek nenek-nenek, bisa. Trus, kenapa lo kok bikin onar sih? Kenapa malah nyari penyakit? Nyari mati lo?"

Coba saja Anda pikir! Kalau hidup sudah enak, syahwat terpenuhi; kenapa malah nyari masalah, nyari mampus? Tidak logis kan?!

Di sini ada HIKMAH-nya. Hikmah besar, semoga para penganut Rafidhah Syiah di mana saja, Allah SWT beri hidayah agar kembali ke jalan Islam. Aamiin aamiin yaa Haadi.

DENGAN menjadi Rafidhah (penganut Syiah Imamiyah), maka seseorang PASTI DAN HARUS melaknati para Shahabat Ra dan isteri-isteri Nabi Ra. Padahal mereka itu insan yang JELAS-JELAS DIRIDHAI ALLAH.

Dalam ayat: "Radhiyallahu 'anhum wa radhuu 'anhu" (Allah ridha atas mereka (para sahabat Nabi) dan mereka ridha kepada-Nya). QS At Taubah: 100. Maka itu kita selalu mendoakan mereka Radhiyallahu 'Anhu, 'Anha, 'Anhum. Semoga Allah ridha padanya.

AKIBAT sikap, akidah, amalan melaknati para Shahabat dan isteri-isteri Nabi Ra ini, maka ALLAH CABUT SAKINAH dari hati-hati mereka. Diganti dendam, permusuhan, konspirasi, kelicikan, dan seterusnya. Na'udzubillah wa na'udzubillah min dzalik.

LUCUNYA begini, orang-orang Syiah tidak agressif kepada orang kafir, tapi membuat onarnya ke Muslim terus. Aneh kan. Jadi jiwa-jiwa mereka seperti orang "gak sehat" selalu. Maka itu kami tak pernah percaya dengan keramahan orang Syiah. Cuma palsu itu, atau ada maunya.

Sampai kapan pun mereka akan terus membuat onar/kisruh dalam kehidupan Muslim; selagi tidak keluar dari akidah MELAKNAT SHAHABAT itu. Celakalah orang yang selalu mendukung Syiah, karena itu berarti mendukung kerusakan. Dan beruntunglah orang yang selalu memperingatkan Syiah, karena itu berarti menjaga kehidupan.

Terimakasih. Semoga bermanfaat.

Wa akhiru da'wana 'anilhamdulillahi Rabbil 'alamiin.

(Sam Waskito)




Source http://ift.tt/1O9Luwb

Lorem ipsum dolor sit amet, consetetur sadipscing elitr, sed diam nonumy eirmod tempor invidunt ut labore et dolore magna aliquyam erat, sed diam voluptua.

Pages

Back To Top