Penemuan Kerangka Ibu & Anak Berpelukan
Di Gua Harimau, Warga OKU Tes DNA
Selasa, 14/04/2015 23:56 WIB
Bisnis.com, BATURAJA - Sejumlah warga dari delapan desa di Kecamatan Semidang Aji, Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan, akan tes DNA guna memastikan keterkaitan hubungan kekerabatan antara fosil purbakala yang ditemukan di Gua Harimau beberapa waktu lalu.
Ketua Tim Arkeologi Nasional Prof Dr Truman Simanjuntak mengatakan, warga delapan desa yang akan diuji sempel darahanya tersebut berasal dari Desa Panggal-Panggal, Padang Bindu, Niursya, Sukamerindu, Batanghari, Sukarame, Tanjung Kurung, dan Kuripan.
"Tim akan mengambil sampel darah sejumlah penduduk asli di delapan desa itu," katanya, Selasa (14/4/2015). Pihaknya menargetkan sebanyak 100 orang penduduk asli di delapan desa itu akan dilakukan tes DNA.
"Kita akan tes tiga generasi untuk mengetahui apakah ada hubungan kekerabatan penduduk setempat dengan manusia prasejarah yang ditemukan terkubur di Gua Harimau," jelasnya. Hasil tes DNA bisa diketahui tergantung waktu dan prioritas, namun untuk isolasi sempel darah hasil pengujian tidak terlalu lama bisa dilihat.
"Kalau menggunakan metode konvensional membutuhkan waktu tiga minggu, namun saat ini ada metode sudah baku yang hasilnya lebih cepat lagi bisa diketahui," ujarnya. Penelitian dengan mengajak serta Tim Biologi Molekuler Eijkman (Lembaga Analisis DNA) Jakarta sangat penting untuk mengungkap sejarah khususnya wilayah setempat.
Selain untuk mengetahui asal usul dan kekerabatan di Ogan Komering Ulu, kata dia, penelitian itu juga untuk kepentingan ilmu pengetahuan. "Tes DNA ini sangat penting karena fungsinya sebagai pembawa informasi genetic mahluk hidup, serta pembawa instruksi bagi pembentukan ciri dan sifat mahluk hidup," ujarnya.
DNA juga berperan pada duplikasi dan pewarisan sifat, selain itu reflikasi DNA juga memberikan jalan untuk diwariskan dari satu sel ke sel lainnya. "Hasil tes DNA akan dicocokan dengan DNA milik manusia pra sejarah yang hidup ribuan tahun lalu yang ditemukan di Gua Harimau," ungkapnya.
Menurut Truman, pihaknya juga sangat bersyukur karena beberapa ahli ikut bergabung meneliti di Situs Padang Bindu Kabupaten Ogan Komering Ulu tersebut. "Saat ini juga ikut bergabung Director Complexity Institute Nanyang Technological University, Prof John Stephen Lansing dari Singapura yang sudah menjadi acuan dunia," ujarnya.
Sementara, Tim Arkeologi Nasional (Arkenas) Jakarta dalam penelitian di Gua Harimau Desa Padang Bindu Kabupaten Ogan Komering Ulu, pada 27 Mei 2014 menemukan kerangka manusia purba yang diperkirakan ibu dan anak, terkubur dalam satu lubang yang sama.
"Ini sangat menarik dan mempunyai cerita yang sangat mengharukan karena posisi kerangka sang ibu memeluk anaknya di atas perut," kata Prof Trauman Simanjuntak. Hasil temuan kerangka yang diprakirakan ibu dan anak tersebut merupakan salah satu penemuan dari 78 kerangka di Gua Harimau.
Menurut dia, ada 78 kerangka manusia purba yang ditemukan dan diperkirakan hidup antara 3.000 hingga 14.000 tahun silam berasal dari dua ras berbeda, yaitu Ras Austronesia dan Austromelanesid. "Bahkan, kemungkinan kerangka manusia purba itu hidup 20.000 tahun silam, sebab galian dua meter saja diprakirakan berusia 14.000 tahun. Sekarang kami sudah menggali dengan kedalaman lebih dari empat meter," ungkapnya.
Ketua Tim Arkeologi Nasional Prof Dr Truman Simanjuntak mengatakan, warga delapan desa yang akan diuji sempel darahanya tersebut berasal dari Desa Panggal-Panggal, Padang Bindu, Niursya, Sukamerindu, Batanghari, Sukarame, Tanjung Kurung, dan Kuripan.
"Tim akan mengambil sampel darah sejumlah penduduk asli di delapan desa itu," katanya, Selasa (14/4/2015). Pihaknya menargetkan sebanyak 100 orang penduduk asli di delapan desa itu akan dilakukan tes DNA.
"Kita akan tes tiga generasi untuk mengetahui apakah ada hubungan kekerabatan penduduk setempat dengan manusia prasejarah yang ditemukan terkubur di Gua Harimau," jelasnya. Hasil tes DNA bisa diketahui tergantung waktu dan prioritas, namun untuk isolasi sempel darah hasil pengujian tidak terlalu lama bisa dilihat.
"Kalau menggunakan metode konvensional membutuhkan waktu tiga minggu, namun saat ini ada metode sudah baku yang hasilnya lebih cepat lagi bisa diketahui," ujarnya. Penelitian dengan mengajak serta Tim Biologi Molekuler Eijkman (Lembaga Analisis DNA) Jakarta sangat penting untuk mengungkap sejarah khususnya wilayah setempat.
Selain untuk mengetahui asal usul dan kekerabatan di Ogan Komering Ulu, kata dia, penelitian itu juga untuk kepentingan ilmu pengetahuan. "Tes DNA ini sangat penting karena fungsinya sebagai pembawa informasi genetic mahluk hidup, serta pembawa instruksi bagi pembentukan ciri dan sifat mahluk hidup," ujarnya.
DNA juga berperan pada duplikasi dan pewarisan sifat, selain itu reflikasi DNA juga memberikan jalan untuk diwariskan dari satu sel ke sel lainnya. "Hasil tes DNA akan dicocokan dengan DNA milik manusia pra sejarah yang hidup ribuan tahun lalu yang ditemukan di Gua Harimau," ungkapnya.
Menurut Truman, pihaknya juga sangat bersyukur karena beberapa ahli ikut bergabung meneliti di Situs Padang Bindu Kabupaten Ogan Komering Ulu tersebut. "Saat ini juga ikut bergabung Director Complexity Institute Nanyang Technological University, Prof John Stephen Lansing dari Singapura yang sudah menjadi acuan dunia," ujarnya.
Sementara, Tim Arkeologi Nasional (Arkenas) Jakarta dalam penelitian di Gua Harimau Desa Padang Bindu Kabupaten Ogan Komering Ulu, pada 27 Mei 2014 menemukan kerangka manusia purba yang diperkirakan ibu dan anak, terkubur dalam satu lubang yang sama.
"Ini sangat menarik dan mempunyai cerita yang sangat mengharukan karena posisi kerangka sang ibu memeluk anaknya di atas perut," kata Prof Trauman Simanjuntak. Hasil temuan kerangka yang diprakirakan ibu dan anak tersebut merupakan salah satu penemuan dari 78 kerangka di Gua Harimau.
Menurut dia, ada 78 kerangka manusia purba yang ditemukan dan diperkirakan hidup antara 3.000 hingga 14.000 tahun silam berasal dari dua ras berbeda, yaitu Ras Austronesia dan Austromelanesid. "Bahkan, kemungkinan kerangka manusia purba itu hidup 20.000 tahun silam, sebab galian dua meter saja diprakirakan berusia 14.000 tahun. Sekarang kami sudah menggali dengan kedalaman lebih dari empat meter," ungkapnya.
Sumber:
http://sumatra.bisnis.com/read/20150414/7/56858/penemuan-kerangka-ibu-anak-berpelukan-di-gua-harimau-warga-oku-tes-dna