Berikut adalah kisah permata-permata India yang keluar dari India baik itu melalui pencurian ataupun pembelian dan kemudian menjadi terkenal di Dunia. Beberapa bahkan diyakini membawa kutukan ...
Berlian Hope berwarna indah biru keabu-abuan, 45,52 karat, berukuran panjang 25,6 mm dan lebar 21,7 mm. Ditemukan di tambang berlian abad ke-17 di Golconda, India, di mana ia pertama kali dibeli dengan wujud aslinya, 112,19 karat dengan potongan kasar oleh pedagang Perancis Jean Baptiste Tavernier.
Tavernier menjual batu ini ke Raja Louis XIV dari Perancis pada tahun 1668, yang kemudian memotong ulang batu permata ini agar pas dipasang dalam perhiasan emas kerajaan. Pada tahun 1792, setelah Louis XVI dan Marie Antoinette berusaha melarikan diri dari Perancis (pelarian mereka gagal dan mereka di guillotined pada tahun 1793) berlian itu dicuri selama penjarahan harta kerajaan, menurut Lembaga theSmithsonian.
Berlian diyakini kemudian dimiliki oleh Raja George IV dari Inggris, tetapi dijual setelah kematiannya pada tahun 1830 untuk membantu melunasi utang yang sangat besar. Berlian itu kemudian kemungkinan dijual melalui jalur pribadi dan dibeli oleh Henry Philip Hope, dan sejak itu berlian dikenal dengan nama Berlian Hope. Berlian hope kemudian diwariskan kepada anggota keluarga Hope sampai akhirnya dijual untuk membantu melunasi utang-utang mereka.
Berlian Hope terus berpindah-pindah tangan dan pemiliknya selalu mengalami kemalangan seperti bangkrut, atau tewas. Selengkapnya tentang kutukan berlian hope ini dapat dibaca disini
Seperti Hope Diamond, Berlian Koh-i-Noor 105,6 karat ini diyakini telah diambil dari tambang Kollur di Golconda, India; namanya dalam bahasa Persia berarti "gunung cahaya."
Penyebutan pertama muncul dalam memoar Zahiruddin Muhammad Babur, pendiri Kekaisaran Mughal di India. Babur menulis bahwa berlian itu dicuri dari Rajah Malwa tahun 1306, dan aslinya 739 karat dan tak dipotong.
Sepanjang sejarahnya, berlian telah berpindah-pindah tangan diantara penguasa-penguasa Hindu, Mongolia, Persia, Afghanistan dan Sikh, yang bertempur untuk memilikinya. Menurut cerita rakyat, deskripsi Hindu dari Koh-i-Noor memperingatkan bahwa "dia yang memiliki berlian ini akan memiliki dunia, tetapi juga akan mengalami kemalangan dan musibah. Hanya Dewa atau wanita yang bisa memakainya dengan aman"
Catatan sejarah menunjukkan berlian diakuisisi oleh kerajaan Inggris pada tahun 1849 dan diberikan kepada Ratu Victoria pada tahun 1850. Untuk mengindahkan legenda, berlian hanya dikenakan oleh wanita, termasuk Ratu Alexandra of Denmark, Queen Mary of Teck dan almarhum Ratu Elizabeth, Ibu Ratu, istri Raja George VI.
Saat ini, ditempatkan sebagai salah satu permata dalam mahkota kerajaan Inggris yang disimpan di Tower of London Jewel House. Persaingan untuk memiliki Koh-i-Noor sedang berlangsung - India telah bertahun-tahun berusaha melobi untuk mendapatkan berlian itu kembali, namun tanpa hasil, sementara pemerintah Inggris menyatakan bahwa mereka memiliki berlian tersebut dengan cara yang jujur dan adil, menurut mantan Perdana Menteri Inggris David Cameron.
Delhi Purple Safir bukanlah benar-benar safir, tapi amethyst, yang merupakan jenis kuarsa berwarna ungu.
Batu ini dikabarkan telah dicuri oleh prajurit Inggris dari Kuil Indra, di Kanpur, India, selama pemberontakan India tahun 1857. Batu ini dibawa ke Inggris oleh Kolonel W. Ferris, keluarga yang kemudian diduga menderita banyak musibah.
Batu itu diberikan kepada Edward Heron-Allen, seorang ilmuwan dan penulis, pada tahun 1890, yang mengaku telah mulai mengalami nasib buruk segera setelah menerima batu itu. Dia sempat memberikan amethyst tersebut ke teman-temannya, yang juga segera mendapat kemalangan dan dengan cepat mengembalikan batu itu kepadanya.
Heron-Allen memperingatkan bahwa safir ungu Delhi adalah "terkutuk dan berlumuran darah, dan akan membawa penderitaan bagi semua orang yang pernah memilikinya." Untuk menghindari kutukan batu tersebut dia menyimpannya dalam tujuh kotak terkunci yang dikelilingi oleh jimat-jimat keberuntungan.
Setelah kematiannya, putri Heron-Allen menyumbangkan amethyst ke Natural History Museum London pada tahun 1943. Bersama dengan batu, ia memberi mereka surat yang ayahnya tulis yang memperingatkan siapapun yang memiliki batu tersebut.
Delhi Purple safir yang misterius sekarang secara permanen dupamerkan di Natural History Museum's Vault Collection.
Black Orlov, Berlian 67.50 karat, digali di India selama awal 1800an. Meskipun namanya Orlov Hitam, namun sebenarnya warnanya abu-abu metalik.
Menurut cerita seputar Black Orlov, berlian itu dicuri dari kuil suci di India Selatan. Batu 195-karat tersebut diduga diambil dari mata patung Brahma, dewa penciptaan, kebijaksanaan dan keajaiban Hindu.
Legenda mengatakan berlian kemudian diakuisisi oleh putri Rusia Nadezhda Orlov, juga dikenal sebagai Nadia Orlov, dan dari situlah batu mendapat namanya, menurut "The Nature of Diamonds" (Cambridge University Press, 1998). Dikabarkan bahwa Putri Nadia, bersama dengan dua pemilik Black Orlov lainnya, berakhir dengan bunuh diri, melompat dari gedung, tapi cerita ini belum dibuktikan.
Pada tahun 1947, Charles F. Winson membeli berlian dan memotongnya ke ukuran saat ini, juga menempatkannya dalam keliling 108 berlian dan menggantungnya pada kalung yang terdiri 124 berlian. Sejak saat itu telah diperjual-belikan dan berpindah-pindah tangan, dan telah ditampilkan di beberapa museum, termasuk American Museum of Natural History di New York City dan Museum Sejarah Alam London
Berbentuk seperti buah pir, berlian Sancy mungkin tampak putih, tetapi sebenarnya memiliki warna kuning pucat. Berlian 55,23 karat ini diyakini berasal dari India. Nicolas Harlay de Sancy, seorang tentara Perancis yang kemudian menjadi Duta Besar Prancis untuk Turki, membeli berlian pada tahun 1570. Ia menyewakan berlian tersebut kepada Henry III dari Perancis pada tahun 1589, kemudian ke Henry IV.
Pada tahun 1604, Sancy menjual berliannya kepada James I dari Inggris, yang memakai batu sebagai jimat keberuntungan. Salah satu legenda mengatakan bahwa saat berlian itu diangkut oleh kurir Raja Henry IV, kurir tersebut dirampok dan dibunuh. Untunglah kurir tersebut sempat menelan berlian tersebut sebelum dibunuh untuk menyelamatkannya dari perampokan. Berlian Sancy kemudian diambil dari perutnya selama otopsi, menurut mitos.
Berlian menghilang selama Revolusi Perancis, ketika Harta Kerajaan dijarah dan Sancy dicuri, bersama dengan berlian Regent dan berlian Hope. The Sancy muncul kembali pada tahun 1828, ketika dibeli oleh pangeran Rusia Nicholas Demidoff, yang kemudian mewariskannya ke anaknya Paul.
Seorang pedagang Bombay kemudian membeli berlian dan dipamerkan di Paris pada tahun 1867. Berlian kemudian dijual ke William Waldorf Astor pada tahun 1906, dan tinggal dalam keluarga itu sampai tahun 1978, ketika dijual ke Museum Louvre di Paris. Sekarang di pamerkan di galeri Apollo di mana ia bertemu kembali dengan berlian Regent.
Seperti Black Orlov, berlian Orlov yang memiliki semburat samar hijau kebiruan, dikabarkan pernah menjadi mata dewa patung Hindu. Berlian memiliki bentuk kubah yang menyerupai telur yang telah dipotong setengah. Dengan 189,62 karat, berlian Orlov adalah salah satu berlian terbesar yang pernah ditemukan di dunia.
Legenda mengatakan bahwa pada abad ke-18, seorang tentara Perancis mencurinya dari sebuah kuil Hindu di Tamil Nadu, India. Orlov (kadang-kadang dieja Orloff), kemudian dijual dan dijual kembali sampai berakhir di Amsterdam, di mana ia dibeli oleh Grigory Grigoryevich Orlov, bangsawan Rusia.
Orlov berselingkuh dengan Catherine II saat dia menikah dengan Peter III dari Rusia. Peter III akhirnya digulingkan, Catherine kemudian menjadi Catherine Agung dari Rusia dan memiliki anak haram dengan Orlov. Namun, Catherine tidak mengangkatnya sebagai Pangeran Rusia, dan Orlov yang patah hati memberinya berlian raksasa dalam upaya untuk memenangkan kembali cintanya.
Upaya romantis Orlov itu tidak berhasil, tapi Catherine menamai berlian tersebut dengan nama Orlov dan dipasangr dalam tongkat kerajaan nya. Saat ini, berlian Orlov adalah bagian dari Kremlin Diamond Fund, sebuah pameran di Moskow yang menampilkan permata mahkota kerajaan Rusia.
Berlian Regent ditambang pada tahun 1701 di India dan berlian 410 karat saat dipotong pertama kali. Mitos seputar berlian menyatakan bahwa itu ditemukan oleh seorang budak, yang berhasil menyembunyikannya di dalam luka besar di kakinya.
Mitos menyatakan bahwa setelah mencuri berlian dari tambang, budak bersekongkol dengan seorang kapten laut Inggris untuk menyelundupkan berlian di kapal, tapi kapten kemudian menenggelamkan budak tersebut dan menjual berlian, menurut "Diamond Deposits: Origin, Exploration, and History of Discovery" (Society for Mining, Metallurgy, and Exploration, Inc., 2002).
Seorang bupati (regent) Inggris bernama Thomas Pitt membeli berlian, yang memiliki warna biru pucat, dan menamainya dengan namanya. Dia memotong berlian ke ukuran saat ini 140,64 karat dan menjualnya ke bupati Perancis Philippe II dari Orleans pada tahun 1717. Berlian itu berganti nama menjadi berlia Bupati Regent Diamond), dan keluarga kerajaan Perancis memamerkannya di beberapa setting, termasuk di mahkota Raja Louis XV.
Pada tahun 1792, berlian dicuri, tetapi ditemukan kembali beberapa bulan kemudian. Batu itu kemudian digadaikan ke toko perhiasan Berlin untuk membantu mengumpulkan dana bagi tentara Perancis. Napoleon Bonaparte, juga dikenal sebagai Napoleon I, memperoleh berlian itu kembali pada tahun 1801, dan setelah itu memasangnya dalam gagang pedangnya.
Setelah kematian Napoleon pada tahun 1821, jandanya, Archduchess Marie Louise dari Austria, membawa berlian ke Austria, tetapi kemudian berlian tersebut kembali ke Prancis sebagai hadiah. Berlian Regent kemudian menghiasi mahkota dari Louis XVIII, Charles X dan Napoleon III.
Saat ini, berlian tetap dipasang dalam mahkota yang dirancang untuk Ratu Eugenie Perancis, dan dipamerkan di Museum Louvre di Paris, bersama dengan permata lainnya termasuk berlian Sancy.
Savir oval berwarna biru yang dikenal sebagai Star of India (Bintang India) beratnya 563,35 karat. Berbeda dengan batu permata lainnya di artikel ini, safir bintang berbentuk bulat, bukan bersegi.
Sebagai Safir biru terbesar yang pernah ditemukan di dunia, Bintang India dipercaya berasal dari Sri Lanka, di mana ditemukan sekitar 300 tahun yang lalu. Desain bintang karakteristik batu terjadi secara alami. Serat kecil dari mineral rutil selaras dalam pola tiga lipat dalam permata, menyebabkan cahaya yang masuk untuk mencerminkan pola bintang - efek yang dikenal sebagai asterism.
Pada tahun 1900, Star of India disumbangkan oleh industrialis JP Morgan ke American Museum of Natural History di New York. Safir kemudian dicuri dari museum itu pada tahun 1964, ketika sekelompok pencuri meninggalkan jendela kamar mandi terbuka pada siang hari dan masuk melalui jendela di malam hari.
Pada saat itu, Star India yang tidak diasuransikan adalah satu-satunya permata di museum yang dilindungi oleh alarm, tetapi sialnya bagi museum, baterai alarm itu sudah mati. Para pencuri pun menyambar permata, bersama dengan beberapa batu berharga lainnya yang berada di museum, dan melarikan diri kembali ke luar lewat jendela.
Pencurian tersebut adalah salah satu perampokan permata terbesar dalam sejarah Amerika, tapi tiga pencuri ditangkap dalam waktu hanya dua hari. Sementara beberapa permata yang dicuri tidak pernah terlihat lagi, Star of India secara ajaib ditemukan di loker stasiun bus Miami beberapa bulan kemudian.
Star of India dimasukkan kembali dan dipamerkan di American Museum of Natural History, di mana ia tetap pada tampilan permanen nya sampai hari ini - mudah-mudahan dijaga oleh sistem alarm lebih dapat diandalkan.
Source: livescience
Berlian Hope
Berlian Hope berwarna indah biru keabu-abuan, 45,52 karat, berukuran panjang 25,6 mm dan lebar 21,7 mm. Ditemukan di tambang berlian abad ke-17 di Golconda, India, di mana ia pertama kali dibeli dengan wujud aslinya, 112,19 karat dengan potongan kasar oleh pedagang Perancis Jean Baptiste Tavernier.
Tavernier menjual batu ini ke Raja Louis XIV dari Perancis pada tahun 1668, yang kemudian memotong ulang batu permata ini agar pas dipasang dalam perhiasan emas kerajaan. Pada tahun 1792, setelah Louis XVI dan Marie Antoinette berusaha melarikan diri dari Perancis (pelarian mereka gagal dan mereka di guillotined pada tahun 1793) berlian itu dicuri selama penjarahan harta kerajaan, menurut Lembaga theSmithsonian.
Berlian diyakini kemudian dimiliki oleh Raja George IV dari Inggris, tetapi dijual setelah kematiannya pada tahun 1830 untuk membantu melunasi utang yang sangat besar. Berlian itu kemudian kemungkinan dijual melalui jalur pribadi dan dibeli oleh Henry Philip Hope, dan sejak itu berlian dikenal dengan nama Berlian Hope. Berlian hope kemudian diwariskan kepada anggota keluarga Hope sampai akhirnya dijual untuk membantu melunasi utang-utang mereka.
Berlian Hope terus berpindah-pindah tangan dan pemiliknya selalu mengalami kemalangan seperti bangkrut, atau tewas. Selengkapnya tentang kutukan berlian hope ini dapat dibaca disini
Koh-i-Noor
Seperti Hope Diamond, Berlian Koh-i-Noor 105,6 karat ini diyakini telah diambil dari tambang Kollur di Golconda, India; namanya dalam bahasa Persia berarti "gunung cahaya."
Penyebutan pertama muncul dalam memoar Zahiruddin Muhammad Babur, pendiri Kekaisaran Mughal di India. Babur menulis bahwa berlian itu dicuri dari Rajah Malwa tahun 1306, dan aslinya 739 karat dan tak dipotong.
Sepanjang sejarahnya, berlian telah berpindah-pindah tangan diantara penguasa-penguasa Hindu, Mongolia, Persia, Afghanistan dan Sikh, yang bertempur untuk memilikinya. Menurut cerita rakyat, deskripsi Hindu dari Koh-i-Noor memperingatkan bahwa "dia yang memiliki berlian ini akan memiliki dunia, tetapi juga akan mengalami kemalangan dan musibah. Hanya Dewa atau wanita yang bisa memakainya dengan aman"
Catatan sejarah menunjukkan berlian diakuisisi oleh kerajaan Inggris pada tahun 1849 dan diberikan kepada Ratu Victoria pada tahun 1850. Untuk mengindahkan legenda, berlian hanya dikenakan oleh wanita, termasuk Ratu Alexandra of Denmark, Queen Mary of Teck dan almarhum Ratu Elizabeth, Ibu Ratu, istri Raja George VI.
Saat ini, ditempatkan sebagai salah satu permata dalam mahkota kerajaan Inggris yang disimpan di Tower of London Jewel House. Persaingan untuk memiliki Koh-i-Noor sedang berlangsung - India telah bertahun-tahun berusaha melobi untuk mendapatkan berlian itu kembali, namun tanpa hasil, sementara pemerintah Inggris menyatakan bahwa mereka memiliki berlian tersebut dengan cara yang jujur dan adil, menurut mantan Perdana Menteri Inggris David Cameron.
Delhi Purple Sapphire
Delhi Purple Safir bukanlah benar-benar safir, tapi amethyst, yang merupakan jenis kuarsa berwarna ungu.
Batu ini dikabarkan telah dicuri oleh prajurit Inggris dari Kuil Indra, di Kanpur, India, selama pemberontakan India tahun 1857. Batu ini dibawa ke Inggris oleh Kolonel W. Ferris, keluarga yang kemudian diduga menderita banyak musibah.
Batu itu diberikan kepada Edward Heron-Allen, seorang ilmuwan dan penulis, pada tahun 1890, yang mengaku telah mulai mengalami nasib buruk segera setelah menerima batu itu. Dia sempat memberikan amethyst tersebut ke teman-temannya, yang juga segera mendapat kemalangan dan dengan cepat mengembalikan batu itu kepadanya.
Heron-Allen memperingatkan bahwa safir ungu Delhi adalah "terkutuk dan berlumuran darah, dan akan membawa penderitaan bagi semua orang yang pernah memilikinya." Untuk menghindari kutukan batu tersebut dia menyimpannya dalam tujuh kotak terkunci yang dikelilingi oleh jimat-jimat keberuntungan.
Setelah kematiannya, putri Heron-Allen menyumbangkan amethyst ke Natural History Museum London pada tahun 1943. Bersama dengan batu, ia memberi mereka surat yang ayahnya tulis yang memperingatkan siapapun yang memiliki batu tersebut.
Delhi Purple safir yang misterius sekarang secara permanen dupamerkan di Natural History Museum's Vault Collection.
Black Orlov - Berlian Mata Brahma
Black Orlov, Berlian 67.50 karat, digali di India selama awal 1800an. Meskipun namanya Orlov Hitam, namun sebenarnya warnanya abu-abu metalik.
Menurut cerita seputar Black Orlov, berlian itu dicuri dari kuil suci di India Selatan. Batu 195-karat tersebut diduga diambil dari mata patung Brahma, dewa penciptaan, kebijaksanaan dan keajaiban Hindu.
Legenda mengatakan berlian kemudian diakuisisi oleh putri Rusia Nadezhda Orlov, juga dikenal sebagai Nadia Orlov, dan dari situlah batu mendapat namanya, menurut "The Nature of Diamonds" (Cambridge University Press, 1998). Dikabarkan bahwa Putri Nadia, bersama dengan dua pemilik Black Orlov lainnya, berakhir dengan bunuh diri, melompat dari gedung, tapi cerita ini belum dibuktikan.
Pada tahun 1947, Charles F. Winson membeli berlian dan memotongnya ke ukuran saat ini, juga menempatkannya dalam keliling 108 berlian dan menggantungnya pada kalung yang terdiri 124 berlian. Sejak saat itu telah diperjual-belikan dan berpindah-pindah tangan, dan telah ditampilkan di beberapa museum, termasuk American Museum of Natural History di New York City dan Museum Sejarah Alam London
Sancy Diamond
Berbentuk seperti buah pir, berlian Sancy mungkin tampak putih, tetapi sebenarnya memiliki warna kuning pucat. Berlian 55,23 karat ini diyakini berasal dari India. Nicolas Harlay de Sancy, seorang tentara Perancis yang kemudian menjadi Duta Besar Prancis untuk Turki, membeli berlian pada tahun 1570. Ia menyewakan berlian tersebut kepada Henry III dari Perancis pada tahun 1589, kemudian ke Henry IV.
Pada tahun 1604, Sancy menjual berliannya kepada James I dari Inggris, yang memakai batu sebagai jimat keberuntungan. Salah satu legenda mengatakan bahwa saat berlian itu diangkut oleh kurir Raja Henry IV, kurir tersebut dirampok dan dibunuh. Untunglah kurir tersebut sempat menelan berlian tersebut sebelum dibunuh untuk menyelamatkannya dari perampokan. Berlian Sancy kemudian diambil dari perutnya selama otopsi, menurut mitos.
Berlian menghilang selama Revolusi Perancis, ketika Harta Kerajaan dijarah dan Sancy dicuri, bersama dengan berlian Regent dan berlian Hope. The Sancy muncul kembali pada tahun 1828, ketika dibeli oleh pangeran Rusia Nicholas Demidoff, yang kemudian mewariskannya ke anaknya Paul.
Seorang pedagang Bombay kemudian membeli berlian dan dipamerkan di Paris pada tahun 1867. Berlian kemudian dijual ke William Waldorf Astor pada tahun 1906, dan tinggal dalam keluarga itu sampai tahun 1978, ketika dijual ke Museum Louvre di Paris. Sekarang di pamerkan di galeri Apollo di mana ia bertemu kembali dengan berlian Regent.
Berlian Orlov
Seperti Black Orlov, berlian Orlov yang memiliki semburat samar hijau kebiruan, dikabarkan pernah menjadi mata dewa patung Hindu. Berlian memiliki bentuk kubah yang menyerupai telur yang telah dipotong setengah. Dengan 189,62 karat, berlian Orlov adalah salah satu berlian terbesar yang pernah ditemukan di dunia.
Legenda mengatakan bahwa pada abad ke-18, seorang tentara Perancis mencurinya dari sebuah kuil Hindu di Tamil Nadu, India. Orlov (kadang-kadang dieja Orloff), kemudian dijual dan dijual kembali sampai berakhir di Amsterdam, di mana ia dibeli oleh Grigory Grigoryevich Orlov, bangsawan Rusia.
Orlov berselingkuh dengan Catherine II saat dia menikah dengan Peter III dari Rusia. Peter III akhirnya digulingkan, Catherine kemudian menjadi Catherine Agung dari Rusia dan memiliki anak haram dengan Orlov. Namun, Catherine tidak mengangkatnya sebagai Pangeran Rusia, dan Orlov yang patah hati memberinya berlian raksasa dalam upaya untuk memenangkan kembali cintanya.
Upaya romantis Orlov itu tidak berhasil, tapi Catherine menamai berlian tersebut dengan nama Orlov dan dipasangr dalam tongkat kerajaan nya. Saat ini, berlian Orlov adalah bagian dari Kremlin Diamond Fund, sebuah pameran di Moskow yang menampilkan permata mahkota kerajaan Rusia.
Regent Diamond
Berlian Regent ditambang pada tahun 1701 di India dan berlian 410 karat saat dipotong pertama kali. Mitos seputar berlian menyatakan bahwa itu ditemukan oleh seorang budak, yang berhasil menyembunyikannya di dalam luka besar di kakinya.
Mitos menyatakan bahwa setelah mencuri berlian dari tambang, budak bersekongkol dengan seorang kapten laut Inggris untuk menyelundupkan berlian di kapal, tapi kapten kemudian menenggelamkan budak tersebut dan menjual berlian, menurut "Diamond Deposits: Origin, Exploration, and History of Discovery" (Society for Mining, Metallurgy, and Exploration, Inc., 2002).
Seorang bupati (regent) Inggris bernama Thomas Pitt membeli berlian, yang memiliki warna biru pucat, dan menamainya dengan namanya. Dia memotong berlian ke ukuran saat ini 140,64 karat dan menjualnya ke bupati Perancis Philippe II dari Orleans pada tahun 1717. Berlian itu berganti nama menjadi berlia Bupati Regent Diamond), dan keluarga kerajaan Perancis memamerkannya di beberapa setting, termasuk di mahkota Raja Louis XV.
Pada tahun 1792, berlian dicuri, tetapi ditemukan kembali beberapa bulan kemudian. Batu itu kemudian digadaikan ke toko perhiasan Berlin untuk membantu mengumpulkan dana bagi tentara Perancis. Napoleon Bonaparte, juga dikenal sebagai Napoleon I, memperoleh berlian itu kembali pada tahun 1801, dan setelah itu memasangnya dalam gagang pedangnya.
Setelah kematian Napoleon pada tahun 1821, jandanya, Archduchess Marie Louise dari Austria, membawa berlian ke Austria, tetapi kemudian berlian tersebut kembali ke Prancis sebagai hadiah. Berlian Regent kemudian menghiasi mahkota dari Louis XVIII, Charles X dan Napoleon III.
Saat ini, berlian tetap dipasang dalam mahkota yang dirancang untuk Ratu Eugenie Perancis, dan dipamerkan di Museum Louvre di Paris, bersama dengan permata lainnya termasuk berlian Sancy.
Star Of India
Savir oval berwarna biru yang dikenal sebagai Star of India (Bintang India) beratnya 563,35 karat. Berbeda dengan batu permata lainnya di artikel ini, safir bintang berbentuk bulat, bukan bersegi.
Sebagai Safir biru terbesar yang pernah ditemukan di dunia, Bintang India dipercaya berasal dari Sri Lanka, di mana ditemukan sekitar 300 tahun yang lalu. Desain bintang karakteristik batu terjadi secara alami. Serat kecil dari mineral rutil selaras dalam pola tiga lipat dalam permata, menyebabkan cahaya yang masuk untuk mencerminkan pola bintang - efek yang dikenal sebagai asterism.
Pada tahun 1900, Star of India disumbangkan oleh industrialis JP Morgan ke American Museum of Natural History di New York. Safir kemudian dicuri dari museum itu pada tahun 1964, ketika sekelompok pencuri meninggalkan jendela kamar mandi terbuka pada siang hari dan masuk melalui jendela di malam hari.
Pada saat itu, Star India yang tidak diasuransikan adalah satu-satunya permata di museum yang dilindungi oleh alarm, tetapi sialnya bagi museum, baterai alarm itu sudah mati. Para pencuri pun menyambar permata, bersama dengan beberapa batu berharga lainnya yang berada di museum, dan melarikan diri kembali ke luar lewat jendela.
Pencurian tersebut adalah salah satu perampokan permata terbesar dalam sejarah Amerika, tapi tiga pencuri ditangkap dalam waktu hanya dua hari. Sementara beberapa permata yang dicuri tidak pernah terlihat lagi, Star of India secara ajaib ditemukan di loker stasiun bus Miami beberapa bulan kemudian.
Star of India dimasukkan kembali dan dipamerkan di American Museum of Natural History, di mana ia tetap pada tampilan permanen nya sampai hari ini - mudah-mudahan dijaga oleh sistem alarm lebih dapat diandalkan.
Baca Juga:
Source: livescience