Silontong.com - Tampaknya bukan hanya Erdogan yang mengembalikan penghargaan dari
Israel, kini warga negara Belanda pun melakukan hal yang sama.
Kekecewaannya kepada Israel memuncak ketika saudaranya tewas akibat
serangan Israel di Gaza.
Dilansir dari Bumisyam oleh Silontong (16/8), bahwa seorang pria Belanda berusia 91 tahun mengembalikan
medali kehormatan yang ia terima dari Israel karena melindungi seorang
Yahudi dari serangan Nazi pada era perang dunia, setelah enam kerabatnya
tewas dalam serangan udara Israel di Gaza, Agence France-Presse
melaporkan Jumat kemarin (15/8).
Medali Pemberian Israel Dikembalikan |
Pesawat tempur F-16 Israel menembaki rumah besar keponakan Henk
Zanoli yang ada di jalr Gaza dan menewaskan semua orang di dalamnya.
Tidak terima tindakan Israel tersebut, Zanoli, seorang pensiunan
pengacara, awal pekan ini mengembalikan medali kehormatan yang ia terima
dari Israel bersama dengan surat yang ditujukan kepada duta besar
Israel di Den Haag.
“Dengan sangat sedih saya harus mengembalikan medali yang saya terima
sebagai medali kehormatan dan tanda penghargaan dari Negara Israel
untuk usaha dan risiko yang diambil oleh ibu saya dan keluarga saya
dalam menyelamatkan kehidupan seorang anak laki-laki Yahudi selama
pendudukan Jerman,” kata Zanoli dalam surat itu.
Dalam surat tersebut, dia mengatakan kepada duta besar Israel bahwa
bom yang dijatuhkan oleh militer Israel pada 20 Juli lalu di Gaza telah
meratakan sebuah gedung empat lantai yang menjadi tempat tinggal
kerabatnya di Kamp Pengungsi Bureij.
“Cicit ibu saya harus kehilangan nenek mereka, tiga paman, bibi dan
sepupu mereka di tangan militer Israel,” kata Zanoli dalam surat itu,
yang diterbitkan oleh Haaretz dan beredar luas di media Belanda.
“Hal ini juga sangat mengejutkan dan tragis bahwa selama empat
generasi keluarga kami sekarang harus dihadapkan dengan pembunuhan
saudara kami di Gaza. Pembunuhan yang dilakukan oleh Negara Israel,”
tegas Zanoli.
“Bagi saya menyimpan medali kehormatan yang diberikan kepada saya
oleh Negara Israel dalam situasi seperti ini, akan menjadi sebuah
penghinaan dalam keluarga saya, empat generasi keluarga saya, yang harus
kehilangan enam kerabat mereka di Gaza,” jelas Zanoli.
Keluarga Zanoli sejak jaman perang dunia merupakan kritikus vokal Nazi sehingga ayahnya dibunuh di kamp konsentrasi Mauthausen.
Sumber: Silontong.com