Dakwatuna.com - Perdana
menteri Turki, Recep Tayyip Erdogan, mempertanyakan lembaga-lembaga
dunia yang hingga kini masih diam dan tidak memberikan tanggapan atas
peristiwa peledakan gedung kantor berita Turki (Anadolu Agency).
Perdana Menteri Turki |
Di
depan para pendukungnya dalam kampanye pemilu presiden, hari ini
(4/8/2014) di Istambul, Erdogan mengatakan, “Pesawat-pesawat Israel
telah dua kali mengebom gedung kantor Anadolu Agency. Sudah ada 10
wartawan yang gugur dalam serangan-serangan itu. Mana reaksi
internasional? Mana pers internasional? Mana lembaga HAM? Sebelum ini,
pers internasional habis-habisan menyerang Turki karena ada beberapa
wartawan di Turki yang ditangkap. Padahal wartawan-wartawan itu memang
terlibat dalam organisasi-organisasi teroris.”
Dalam kesempatan itu, Erdogan juga mengenang hubungan Turki dan Palestina di masa lalu, “100 tahun yang lalu tentara Turki meninggalkan Asy-Syuja’iyah (tempat kejadian pembantaian warga oleh Israel beberapa hari lalu). Tapi hati rakyat Turki masih tetap di sana. Jasad kami berada di Turki, tapi hati kami berada di Gaza.”
Erdogan menceritakan bagaimana Khilafah Islamiyah Turki mempertahankan Palestina dari rongrongan Yahudi, “Theodore Hertzel mendatangi Sultan Abdul Hamid meminta untuk diberi beberapa wilayah di Palestina. Tapi apa jawaban Sultan? ‘Imperium Utsmani bukanlah milikku, tapi milik umat Islam dan rakyat Turki. Tak mungkin aku berikan secuil wilayah di sana kepada kalian. Simpanlah sekarang uang-uang kalian, orang-orang Yahudi.’ Orang-orang Yahudi itu gagal mendapatkan wilayah di Palestina. Tapi setelah umat Islam terpecah, Yahudi berhasil mendapatkannya, bahkan tanpa membayar sepeserpun.
Dalam kesempatan itu, Erdogan juga mengenang hubungan Turki dan Palestina di masa lalu, “100 tahun yang lalu tentara Turki meninggalkan Asy-Syuja’iyah (tempat kejadian pembantaian warga oleh Israel beberapa hari lalu). Tapi hati rakyat Turki masih tetap di sana. Jasad kami berada di Turki, tapi hati kami berada di Gaza.”
Erdogan menceritakan bagaimana Khilafah Islamiyah Turki mempertahankan Palestina dari rongrongan Yahudi, “Theodore Hertzel mendatangi Sultan Abdul Hamid meminta untuk diberi beberapa wilayah di Palestina. Tapi apa jawaban Sultan? ‘Imperium Utsmani bukanlah milikku, tapi milik umat Islam dan rakyat Turki. Tak mungkin aku berikan secuil wilayah di sana kepada kalian. Simpanlah sekarang uang-uang kalian, orang-orang Yahudi.’ Orang-orang Yahudi itu gagal mendapatkan wilayah di Palestina. Tapi setelah umat Islam terpecah, Yahudi berhasil mendapatkannya, bahkan tanpa membayar sepeserpun.
Sumber: Dakwatuna.com