Intriknews.com - Menteri Negara Urusan Luar Negeri dan Persemakmuran Inggris
Baroness Sayeeda Warsi mengundurkan diri terkait kebijakan pemerintah
Perdana Menteri David Cameron. Menteri wanita muslim pertama di Inggris
itu mundur lantaran desakannya untuk mengecam Israel secara tegas tak
digubris.
Baroness Sayeeda Warsi mengundurkan diri |
Dalam surat pengunduran dirinya, Baroness mengatakan dia
tak sejalan dengan kebijakan pemerintah Inggris dan tidak bisa bertahan
dalam posisi sikap yang menurut dia tidak sesuai dengan pemikirannya.
"Secara moral ini tak dapat dipertahankan. Saya tidak dalam
kepentingan negara Inggris yang bisa berefek jangka panjang pada
reputasi pihak kami secara internasional dan dalam negeri," kata Warsi
yang sebelumnya menjabat Ketua Partai Konservatif di Inggris itu,
seperti dimuat BBC, Selasa (5/8/2014).
Dia menjelaskan dirinya tetap berada pada pendiriannya
untuk menjadi pihak yang mengecam serangan Israel di Gaza. Dia tak bisa
dalam posisi yang diam atau pun netral.
"Jika saya tetap pada posisi pemerintah ini, saya tidak
yakin bisa melakukan tugas (sebagai menteri urusan luar negeri)," ujar
Warsi.
Kata dia, keputusan mundur ini tidaklah mudah. Butuh banyak pertimbangan.
Sebelumnya PM Cameron terus didesak anggota parlemen
Konservatif untuk bersikap tegas atas serangan Israel di Gaza karena
banyaknya warga sipil yang menjadi korban.
Pada Senin 4 Agustus kemarin, PM Cameron mengatakan sikap
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sudah tepat untuk mengecam serangan
udara Israel ke sekolah PBB di Gaza hingga menewaskan 10 orang. Namun ia
disebut tak mengatakan bahwa itu suatu hal yang serius dan termasuk
aksi kejahatan.
Kepedulian Warsi atas Gaza kerap ia lontarkan sebelumnya
lewat media sosial Twitter. Pada 21 Juli, dia menulis: "Pembunuhan warga
yang tak bersalah harus dihentikan. Harus ada gencatan senjata di Gaza.
Pemimpin dunia harus menghentikan penderitaan ini."
Tiga hari kemudian, menteri keturunan Pakistan itu juga berkicau rasa keprihatinannya soal Gaza.
"Bisakah kalian menghentikan pembunuhan terhadap anak-anak.
Apa pun kepentingan kita, tetap tidak bisa dibenarkan. Yang ada hanya
penyesalan," imbuh perempuan yang jadi menteri Inggris sejak 2010
sebagaimana dilansir liputan6dotcom.
Sumber: Intriknews.com