pkspiyungan.org - Invansi militer Israel ke Palestina yang telah menewaskan ribuan jiwa
selama beberapa pekan terakhir, menyulut kemarahan muslim India. Aksi
protes pun dilakukan oleh para pengusaha muslim hotel dan restoran di
India dengan memboikot minuman ringan produksi Amerika Serikat. Karena
mereka yakin Amerika Serikat berdiri bersama Israel dalam kejahatan
kemanusian itu.
Pengusaha Lokal India Berikan Produk Lokal |
“Kami berada di India dan tidak dan dapat berbuat banyak. Dan jalan
terbaik adalah menyerang ekonomi mereka,” ujar Umar Sheikh, pemilik
Shalimar Restaurant, seperti dilansir OnIslam.net (02/07).
“Mereka harus tahu kalau orang-orang menentang mereka dan mereka juga harus menyadari apa yang mereka lakukan adalah salah,” tambahnya lagi.
Di Mumbai yang merupakan pusat komersil di India terdapat lebih dari 2000 hotel dan restoran yang pemiliknya adalah muslim. Ratusan diantaranya telah mengahentikan penjualam Coca-Cola dan Pepsi. Dan mengantinya dengan menawarkan produk lokal.
“Kami tidak menghadapi siapa pun, kami hanya berhenti menyajikan produk mereka kepada konsumen dan menggantinya dengan yang lain. Secara perlaham kami akan mengganti semua produk Amerika Serikat dengan produk India,” ujar Jawes Kotwala, pemilik hotel Persian Darbar di Mumbai.
Menurut Jawes, yang juga anggota dari All India Restauran Companies kepada OnIslam.net, aksi tersebut menyebabkan kerugian yang besar. “Kerugian sekitar 14 juta rupee (US$ 230,000) setiap harinya,” ungkapnya.
Aksi boikot ini kemudian meluas ke daerah pinggiran kota Mumbai, di Mumbra. Para pemilik hotel dan restoran di sana ikut melakukan boikot terhadap produk Amerika Serikat.
Berdasarkan pengakuan pemilik hotel setempat, aksi boikot ini juga membantu berkembangnya produk India dan menjaga uang Indian tidak mengalir ke luar negeri.
“Kami tidak ingin membeli minuman mereka. Kami ingin AS dan Israel sadar bahwa yang mereka lakukan adalah salah, ” tutur Fahad Sheik, mahasiswa di sebuah perguruan tinggi India. Dia juga mengajak setiap muslim melakukan aksi boikot ini.
“Sebagai warga India, kita tidak mampu berbuat apapun dari sini. Meskipum begitu? Melalui boikot ini kita dapat memberikan dampak terhadap pendapatan perusahaan mereka dan lebih luas lagi,” ujarnya
Pemilik restoran lainnya, Umar Sheikh mengatakan mereka menawarkan jus dan jalzeera (minuman India) sebagai pengganti minuman ringan
Kebijakan ini disambut baik oleh para pelanggan setempat. “Saya mengapresiasi keputusan mereka (pemilik hotel, red). Saya bersama mereka,” ungkap Siraj Ahmed, salah seorang pelanggan
“Ini adalah bentuk dukungan kecil kami kepasa rakyat Gaza. Bagaimana mungkin kami mendukung perusahaan dari negara yang membunuh rakyat Palestina yang tidak bersalah,” lanjutnya
Para pemilik hotel dan restoran mengatakan aksi ini adalah bentuk protes damai terhadap negara yang telah melakukan kejahatan kemanusiaan.
“Boikot kami akan terus berlanjut kecuali kalau atau sampai situasi di Palestina membaik. Kami tidak akan membeli produk dari mereka yang membunuh saudara kami,” ungkap Omaer Shaeik.
Aksi boikot serupa juga pernah terjadi ketika AS mengebom Afghanistan pada 2001.
“Mereka harus tahu kalau orang-orang menentang mereka dan mereka juga harus menyadari apa yang mereka lakukan adalah salah,” tambahnya lagi.
Di Mumbai yang merupakan pusat komersil di India terdapat lebih dari 2000 hotel dan restoran yang pemiliknya adalah muslim. Ratusan diantaranya telah mengahentikan penjualam Coca-Cola dan Pepsi. Dan mengantinya dengan menawarkan produk lokal.
“Kami tidak menghadapi siapa pun, kami hanya berhenti menyajikan produk mereka kepada konsumen dan menggantinya dengan yang lain. Secara perlaham kami akan mengganti semua produk Amerika Serikat dengan produk India,” ujar Jawes Kotwala, pemilik hotel Persian Darbar di Mumbai.
Menurut Jawes, yang juga anggota dari All India Restauran Companies kepada OnIslam.net, aksi tersebut menyebabkan kerugian yang besar. “Kerugian sekitar 14 juta rupee (US$ 230,000) setiap harinya,” ungkapnya.
Aksi boikot ini kemudian meluas ke daerah pinggiran kota Mumbai, di Mumbra. Para pemilik hotel dan restoran di sana ikut melakukan boikot terhadap produk Amerika Serikat.
Berdasarkan pengakuan pemilik hotel setempat, aksi boikot ini juga membantu berkembangnya produk India dan menjaga uang Indian tidak mengalir ke luar negeri.
“Kami tidak ingin membeli minuman mereka. Kami ingin AS dan Israel sadar bahwa yang mereka lakukan adalah salah, ” tutur Fahad Sheik, mahasiswa di sebuah perguruan tinggi India. Dia juga mengajak setiap muslim melakukan aksi boikot ini.
“Sebagai warga India, kita tidak mampu berbuat apapun dari sini. Meskipum begitu? Melalui boikot ini kita dapat memberikan dampak terhadap pendapatan perusahaan mereka dan lebih luas lagi,” ujarnya
Pemilik restoran lainnya, Umar Sheikh mengatakan mereka menawarkan jus dan jalzeera (minuman India) sebagai pengganti minuman ringan
Kebijakan ini disambut baik oleh para pelanggan setempat. “Saya mengapresiasi keputusan mereka (pemilik hotel, red). Saya bersama mereka,” ungkap Siraj Ahmed, salah seorang pelanggan
“Ini adalah bentuk dukungan kecil kami kepasa rakyat Gaza. Bagaimana mungkin kami mendukung perusahaan dari negara yang membunuh rakyat Palestina yang tidak bersalah,” lanjutnya
Para pemilik hotel dan restoran mengatakan aksi ini adalah bentuk protes damai terhadap negara yang telah melakukan kejahatan kemanusiaan.
“Boikot kami akan terus berlanjut kecuali kalau atau sampai situasi di Palestina membaik. Kami tidak akan membeli produk dari mereka yang membunuh saudara kami,” ungkap Omaer Shaeik.
Aksi boikot serupa juga pernah terjadi ketika AS mengebom Afghanistan pada 2001.
Sumber: pkspiyungan.org