Akhir-akhir ini melihat banyak orang mencaci maki salah satu ustadz di
atas, sedihnya para pelaku juga ga sedikit yang namanya berlabel Islam.
Seakan belum puas jika person tersebut belum dihujat, difitnah dan
direndahkan habis²an.
Ust Badru hafizhahullà h, salah satu pengisi materi di radio dan TV Rodja juga nara sumber bagi program² dakwah di media massa, sumbangsih dakwahnya buat ummat sudah luar biasa, perjuangannya agar kaum muslimin kembali kepada Islam yang dipahami para sahabat Nabi ga akan bisa kita saingi dan hanya Allà h Ta'à là Yang bisa mengganjarnya, alhamdulillà h beliau tetap tenang dan berwibawa saat banyak suara² sumbang menghampirinya.
Ust Yusuf Manshur hafizhahullà h wa hadà hullà h, sumbangsihnya bagi ummat dengan mencetak para hafizh Qur'an yang sudah tak terhitung lagi jumlahnya juga ga bisa dianggap enteng, jasanya mendirikan rumah tahfizh Qur'an di Palestina juga bukan usaha yang main².
Keduanya jelas dan pasti sumbangsihnya bagi Islam dan kaum muslimin, bukan cuma modal teori saja atau koar² tanpa hasil yang nyata.
Mereka pantas mendapat ganjaran di sisi Allà h Ta'à là dan layak mendapat apresiasi, walaupun mereka sebagaimana manusia juga kadang tak luput dari khilaf dan kesalahan.
Selain Rasùlullà h shallallà hu 'alayhi wa sallam sangat mungkin bisa jatuh dalam khilaf dan kesalahan, wajar juga manusiawi, dan sebaik²nya mereka yang berbuat salah adalah mereka yang bertaubat.
Lantas mereka yang hanya bermodal teori dan koar², apakah aksi nyatanya bagi ummat?
Pemilik status terlalu bernafsu menyerang Ust. Yusuf Mansur, padahal disisi lain mengaku pro terhadap Khilafah sebagaimana yang banyak digembar-gemborkan oleh kelompok Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dan beberapa kelompok Islam transnasional lainnya. Sayangnya, etika dalam berdakwah kerap kali dilanggar, menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya.
Terkait dengan Khilafah, dua organisasi Islam terbesar di Indonesia seperti Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah, tidak tertarik terhadap hal tersebut. Sebaliknya, kedua ormas Islam besar ini selalu berupaya mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Bagi keduanya, NKRI adalah final.
Lagi pula, seharusnya bila Khilafah itu urgen bagi dunia Islam maka ulama-ulama besar-lah yang berada di garda terdepan, bukan partai politik seperti Hizbut Tahrir atau pemuda-pemuda seperti pembuat gambar penghinaan terhadap Ust. Yusuf Mansur tersebut. Bila orang-orang seperti mereka yang menyerukan dan mau memerintah kaum muslimin, bukan membuat Islam semakin jaya, sebaliknya menghancurkan Islam itu sendiri.
Berkaitan dengan komentar Ust. Yusuf Mansur, bila memang demikian, itu adalah pandangan pribadinya dan umat Islam boleh tidak setuju dengan pandangannya, tapi tidak seharusnya menyerang pribadi Ust. Yusuf Mansur. Berbeda tentunya dengan penyeru-penyeru dakwah 'amatiran' di beberapa jejaring sosial.
Lagi pula dalam akun twitternya, Ust. Yusuf Mansur sudah meminta maaf dengan tulus, dari hati yang paling dalam, bila kalimatnya membuat marah dan kecewa beberapa orang.
"yg sedih, yg marah, yg kecewa, dg kalimat saya, dari hati yg paling dlm, saya minta maaf. mdh2an ke dpn bs lbh hati2. mksh ya. dah, stop ya.", tulis Ust. Yusuf Mansur dalam akunnya, @Yusuf_Mansur.
Akun twitter Ust. Yusuf Mansur juga dihujani beberapa pernyataan dan pertanyaan, tetapi ditanggapi dengan santun oleh Ust. Yusuf Mansur.
Dalam pantauan penulis, gambar penghinaan itu sudah dishare oleh sekitar 85 pengguna facebook (31/7/2014), di like oleh sekitar 120 facebooker, dan dikomentar sekitar 100-an fecebooker dengan beragam tanggapan masing-masing. Banyak yang mencaci tetapi masih ada yang membela.
"ustadz sekuler pemuja demokrasi", tulis akun Syabab Refolusien
"Ane juga liat, beginilah ustadz,mubaligh2 produk demokrasi berlindung di balik ketiak dedengkot yahudi, amerika , yakni demokrasi, saya sempet gemez nahan emosi denger pernyataanya, kurangajar bener nih, menyembunyikan ayat2 jihad", tulis akun Pedang Islam.
"Justru yang norak itu pernyataan ustadz yang ngomong sejawatnya norak. Seperti tidak punya etika (adab) berbicara! ", tulis Abu Zufar Al Musaid merasa punya etika.
"Inilah prpdak kavitalisme", tulis akun Sidik Iskandar.
"Dai produk demokrasi sekulr", tulis akun Ismaya Jaya Komara
Banyak komentar yang mencela Ust. Yusuf Mansur, rata-rata mereka adalah pengguna facebook yang memang pro terhadap keberadaan Islam garis keras. Meskipun demikian, ada diantara komentator yang memberikan nasehat agar menghapus postingannya.
"Postingan di tas dihapus saja, memecah belah umat.. gimana mau ngirim tentara ke sana kita aja ribut sendiri, manusia ndak ada yg sempurna, manusia tempatnya salah dan lupa, ustadz juga manusia, ente juga manusia, keslahan dan kekurangan sudah hal yg qta akui sebagai kekurangan manusia. Yg dikawatirkan adlah org pemecah belah, bukan org yg salah bicara lalu dihidangkan kepada masyarakat luas, malah org yg mengemas berita seperti itu yg harus diobrolkan di sini, jngan mau dipecah belah..", tulis akun Deni Apriliawan .
"Mas Fotonya lebih baik dihapus", tulis akun Septian AW .
"Postingan ini HARUS dihapus.", Rizqi Awal El-Palembani
Cukup banyak yang meminta agar postingan tersebut dihapus, tetapi sayang sampai saat ini (31/7/2014) sore, postingan tersebut belum dihapus.
Sumber: Muslimedianews.com
Ust Badru hafizhahullà h, salah satu pengisi materi di radio dan TV Rodja juga nara sumber bagi program² dakwah di media massa, sumbangsih dakwahnya buat ummat sudah luar biasa, perjuangannya agar kaum muslimin kembali kepada Islam yang dipahami para sahabat Nabi ga akan bisa kita saingi dan hanya Allà h Ta'à là Yang bisa mengganjarnya, alhamdulillà h beliau tetap tenang dan berwibawa saat banyak suara² sumbang menghampirinya.
Ust Yusuf Manshur hafizhahullà h wa hadà hullà h, sumbangsihnya bagi ummat dengan mencetak para hafizh Qur'an yang sudah tak terhitung lagi jumlahnya juga ga bisa dianggap enteng, jasanya mendirikan rumah tahfizh Qur'an di Palestina juga bukan usaha yang main².
Keduanya jelas dan pasti sumbangsihnya bagi Islam dan kaum muslimin, bukan cuma modal teori saja atau koar² tanpa hasil yang nyata.
Mereka pantas mendapat ganjaran di sisi Allà h Ta'à là dan layak mendapat apresiasi, walaupun mereka sebagaimana manusia juga kadang tak luput dari khilaf dan kesalahan.
Selain Rasùlullà h shallallà hu 'alayhi wa sallam sangat mungkin bisa jatuh dalam khilaf dan kesalahan, wajar juga manusiawi, dan sebaik²nya mereka yang berbuat salah adalah mereka yang bertaubat.
Lantas mereka yang hanya bermodal teori dan koar², apakah aksi nyatanya bagi ummat?
Muslimedianews.com ~ Jejaring sosial penuh dengan beragam hal-hal tabu, bahkan antara pejuang Islam dan 'preman'
yang berteriak Islam, hampir tidak bisa dibedakan. Sebab apa yang
diserukan keduanya sama-sama Islam, meskipun yang pertama menyerukan "Islam Ramah", sedangkan yang kedua "Islam Marah" dan tak mengenal adab.
Gambar disamping adalah gambar penghinaan terhadap Ust. Yusuf Mansur
yang tersebar dijejaring sosial facebook melalui akun facebook Eka Syahputra (30/7/2014).
Ustadz-Yusuf-Mansur |
Dalam gambar tersebut terdapat tulisan "KETIKA ULAMA ARTIS BERDALIL TENTANG PENYELESAIAN GAZA MAKA IA BERDALIL SESUAI HAWA NAFSUNYA". Pembuat gambar tersebut menyerang pribadi Ust. Yusuf Mansur sebagai seorang panutan (ulama) di masyarakat.
Hinaan terhadap Ust. Yusuf Mansur tidak hanya pada gambar tersebut, tetapi juga pada status yang ditulis bersamaan dengan gambar itu. Berikut lengkapnya :
Hinaan terhadap Ust. Yusuf Mansur tidak hanya pada gambar tersebut, tetapi juga pada status yang ditulis bersamaan dengan gambar itu. Berikut lengkapnya :
DI TVONE MALAM INI
30 JULI 2014
JURNALIS TVONE LIVE WAWANCARA LANGSUNG DENGAN HIZBUT TAHRIR MALAYSIA TENTANG PENYELESAIN MASALAH GAZA BAGAIMANA
Di jelaskan Syabab HIZBUT TAHRIR MALAYSIA ,kurang lebih seperti ini para syabab hizbut tahrir di dunia termasuk di indonesia Di samping dengan membantu dana,obat2an dan keperluan2 lain2ya,
HIZBUT TAHRIR MENGUPAYAKAN JUGA UNTUK MENYERU PADA PENGUASA PENGUASA MUSLIM DUNIA UNTUK MENGIRIM TENTARA2NYA,
MILITER HARUS DI HADAPI DENGAN MILITER,
NEGARA DENGAN NEGARA ITULAH SOLUSI YANG UTAMA AGAR TIDAK ADA KORBAN DARI PIHAK SIPIL LAGI YANG BERJATUHAN,
DENGAN CARA MENHENTIKAN PELAKU YAKNI ZIONIS ISRAEL DI HAPUS DARI BUMI PALESTINA
LALU JURNALIS TVONE DI STUDIO MENANYAKAN PADA YUSUF MANSUR
GMNA MENURUT USTADZ ?
NEGARA DI HADAPI NEGARA NORAK,
MILITER DI HADAPI MILITER BUKAN SEPERTI ITU
KITA TIDAK MAMPU MENANDINGI ISRAEL
SOLUSINYA YA BERDOA SAJA
SEPERTI BERDOA DARI PASUKAN ABRAHA
KETIKA INGIN MENHANCURKAN KA;BAH
BIAR ALLAH YANG MENHANCURKAN ISRAEL
CUKUP SAJA BERDOA CELOTEHNYA
LALU AYAT2 JIHAD DI KEMANAIN?
COMENT
Nih Ustad Spesialis Sedekah di media televisi
DOA TANPA USAHA SIA-SIA
USAHA TANPA DOA KESOMBONGAN JUGA SIA-SIA
MASIH INGAT SIAPA KHILAFAH YANG MENYAMBUT SERUAN SEORANG MUSLIMAH YANG DI LECEHKAN PASUKAN ROMAWI
DENGAN LANSUNG MENGIRIM RIBUAN PASUKAN DAN MENHANCURKANYA
LEBIH SINGKATNYA
KALAU GITU RASULLULH SAW TIDAK PERLU BERPERANG DENGAN KAUM KAFIR PULUHAN KALI
CUKUP BERDOA SAJA PADA ALLAH TA'ALA
KAN DOA BELIAU MUSTAJABAH, DOA YANG TERKABUL
NYATANYA RASULLULLAH SAW JUGA BERPERANG
Pemilik status terlalu bernafsu menyerang Ust. Yusuf Mansur, padahal disisi lain mengaku pro terhadap Khilafah sebagaimana yang banyak digembar-gemborkan oleh kelompok Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dan beberapa kelompok Islam transnasional lainnya. Sayangnya, etika dalam berdakwah kerap kali dilanggar, menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya.
Terkait dengan Khilafah, dua organisasi Islam terbesar di Indonesia seperti Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah, tidak tertarik terhadap hal tersebut. Sebaliknya, kedua ormas Islam besar ini selalu berupaya mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Bagi keduanya, NKRI adalah final.
Lagi pula, seharusnya bila Khilafah itu urgen bagi dunia Islam maka ulama-ulama besar-lah yang berada di garda terdepan, bukan partai politik seperti Hizbut Tahrir atau pemuda-pemuda seperti pembuat gambar penghinaan terhadap Ust. Yusuf Mansur tersebut. Bila orang-orang seperti mereka yang menyerukan dan mau memerintah kaum muslimin, bukan membuat Islam semakin jaya, sebaliknya menghancurkan Islam itu sendiri.
Berkaitan dengan komentar Ust. Yusuf Mansur, bila memang demikian, itu adalah pandangan pribadinya dan umat Islam boleh tidak setuju dengan pandangannya, tapi tidak seharusnya menyerang pribadi Ust. Yusuf Mansur. Berbeda tentunya dengan penyeru-penyeru dakwah 'amatiran' di beberapa jejaring sosial.
Lagi pula dalam akun twitternya, Ust. Yusuf Mansur sudah meminta maaf dengan tulus, dari hati yang paling dalam, bila kalimatnya membuat marah dan kecewa beberapa orang.
"yg sedih, yg marah, yg kecewa, dg kalimat saya, dari hati yg paling dlm, saya minta maaf. mdh2an ke dpn bs lbh hati2. mksh ya. dah, stop ya.", tulis Ust. Yusuf Mansur dalam akunnya, @Yusuf_Mansur.
Akun twitter Ust. Yusuf Mansur juga dihujani beberapa pernyataan dan pertanyaan, tetapi ditanggapi dengan santun oleh Ust. Yusuf Mansur.
Dalam pantauan penulis, gambar penghinaan itu sudah dishare oleh sekitar 85 pengguna facebook (31/7/2014), di like oleh sekitar 120 facebooker, dan dikomentar sekitar 100-an fecebooker dengan beragam tanggapan masing-masing. Banyak yang mencaci tetapi masih ada yang membela.
"ustadz sekuler pemuja demokrasi", tulis akun Syabab Refolusien
"Ane juga liat, beginilah ustadz,mubaligh2 produk demokrasi berlindung di balik ketiak dedengkot yahudi, amerika , yakni demokrasi, saya sempet gemez nahan emosi denger pernyataanya, kurangajar bener nih, menyembunyikan ayat2 jihad", tulis akun Pedang Islam.
"Justru yang norak itu pernyataan ustadz yang ngomong sejawatnya norak. Seperti tidak punya etika (adab) berbicara! ", tulis Abu Zufar Al Musaid merasa punya etika.
"Inilah prpdak kavitalisme", tulis akun Sidik Iskandar.
"Dai produk demokrasi sekulr", tulis akun Ismaya Jaya Komara
Banyak komentar yang mencela Ust. Yusuf Mansur, rata-rata mereka adalah pengguna facebook yang memang pro terhadap keberadaan Islam garis keras. Meskipun demikian, ada diantara komentator yang memberikan nasehat agar menghapus postingannya.
"Postingan di tas dihapus saja, memecah belah umat.. gimana mau ngirim tentara ke sana kita aja ribut sendiri, manusia ndak ada yg sempurna, manusia tempatnya salah dan lupa, ustadz juga manusia, ente juga manusia, keslahan dan kekurangan sudah hal yg qta akui sebagai kekurangan manusia. Yg dikawatirkan adlah org pemecah belah, bukan org yg salah bicara lalu dihidangkan kepada masyarakat luas, malah org yg mengemas berita seperti itu yg harus diobrolkan di sini, jngan mau dipecah belah..", tulis akun Deni Apriliawan .
"Mas Fotonya lebih baik dihapus", tulis akun Septian AW .
"Postingan ini HARUS dihapus.", Rizqi Awal El-Palembani
Cukup banyak yang meminta agar postingan tersebut dihapus, tetapi sayang sampai saat ini (31/7/2014) sore, postingan tersebut belum dihapus.
Sumber: Muslimedianews.com