VIVAnews - Aplikasi berbagi foto Instagram
mengeluarkan fitur terbarunya bernama Bolt. Fitur ini memungkinkan foto
langsung terhapus setelah dilihat oleh penerimanya.
Fitur ini hampir sama dengan apa yang telah diluncurkan Facebook beberapa waktu lalu. Fitur baru Facebook, Slingshot, memungkinkan penggunanya untuk menghapus gambar kiriman yang telah dilihat pengguna. Hal ini wajar mengingat Instagram telah menjadi bagian dari Facebook setelah diakuisisi 2012 lalu.
Dilansir melalui BBC, Rabu, 30 Juli 2014, Bolt telah resmi diluncurkan, namun baru merambah beberapa negara seperti New Zealand, Singapura dan Afrika Selatan. Dalam waktu dekat, Bolt akan bisa digunakan oleh semua pengguna Instagram di seluruh dunia.
Fitur ini hampir sama dengan apa yang telah diluncurkan Facebook beberapa waktu lalu. Fitur baru Facebook, Slingshot, memungkinkan penggunanya untuk menghapus gambar kiriman yang telah dilihat pengguna. Hal ini wajar mengingat Instagram telah menjadi bagian dari Facebook setelah diakuisisi 2012 lalu.
Dilansir melalui BBC, Rabu, 30 Juli 2014, Bolt telah resmi diluncurkan, namun baru merambah beberapa negara seperti New Zealand, Singapura dan Afrika Selatan. Dalam waktu dekat, Bolt akan bisa digunakan oleh semua pengguna Instagram di seluruh dunia.
"Kami akan merambah ke berbagai wilayah dalam waktu
dekat. Dimulai dari beberapa negara untuk memastikan kami bisa
memberikan pengalaman penggunaan Bolt yang baik," ujar juru bicara
Instagram.
Kini, Facebook dengan Slingshot dan Instagram dengan Bolt, memungkinkan penggunanya mengirim foto dan video, menghapus foto, dan menyematkan teks pada gambar. Namun bedanya, Slingshot mengadopsi pola berbagi foto yang ada di Snapchat.
Slingshot memungkinkan berbagi foto lebih privat. Pasalnya, foto di slingshot belum akan terbuka jika si penerima tidak memberikan foto balasan. Slingshot juga memiliki fitur untuk berbagi foto secara massal, dimana foto yang dikirim bisa ditujukan ke banyak kontak dalam waktu bersamaan.
Protes Atas Nama Bolt
Selalu saja ada halangan bagi perusahaan besar untuk menelurkan fitur baru. Kebanyakan masalah yang mereka hadapi adalah terkait nama. Begitu juga Bolt. Sebuah perusahaan mengaku sebagai pemilik resmi nama Bolt.
Sebuah perusahaan startup bernama Bolt memprotes Instagram karena menggunakan nama yang sama. Mereka berharap Instagram bisa menyikapi hal ini dengan bijak.
"Kami telah bekerja sangat keras, membangun nama Bolt dan teknologinya hingga saat ini. Tolong, jangan hancurkan semua upaya kami," ujar co-Founder dan CEO Bolt Andrew Benton.
Menurut Benton, seharusnya Instagram bisa menggunakan nama lain untuk menamai fitur barunya itu. Pasalnya, mereka yakin, Instagram juga pernah merasakan susahnya menjadi startup, sebelum akhirnya dibeli Facebook senilai US$1 miliar.
"Kami tidak ingin menempuh jalur hukum hanya karena persoalan sepele ini. Kami pikir, masih ada waktu buat kalian untuk memikirkan nama lain sebelum fitur ini terlanjur dikenal masyarakat. Saya punya daftar nama yang banyak. Dengan senang hati saya akan membagi," ujar Benton.
Aplikasi Bolt milik Benton memungkinkan para pasangan melakukan panggilan gratis untuk merencanakan kencan atau perjalanan. (Sumber: viva.co.id)