Desi Fitrie | Informasi-informasi Terupdate

Baca, Saksikan, Rasakan, Simpulkan...

Rabu, 28 Mei 2014

Lubang Cacing - Cara Terbaik untuk Melintasi Ruang-Waktu?

Dalam teori relativas khususnya, Einstein mengatakan bahwa tidak ada yang dapat memiliki kecepatan lebih cepat daripada kecepatan cahaya. Pertanyaannya adalah: Jika kita tidak bisa lebih cepat daripada cahaya, bagaimana kita bisa mengunjungi ujung galaksi kita yang lain, atau galaksi lain yang cahaya saja membutuhkan waktu puluhan ribu atau jutaan tahun untuk sampai kesana?




Teori Lubang Cacing

Pada tahun 1935, Albert Einstein dan Nathan Rosen menggunakan teori relativitas umum Einstein untuk mengusulkan adanya "jembatan" melalui ruang-waktu. Jalur ini, yang disebut "Jembatan Einstein-Rosen" atau "Lubang Cacing", menghubungkan dua titik yang berbeda dalam ruang-waktu, secara teoritis ini membuat jalan pintas yang bisa mengurangi waktu tempuh dan jarak.

Lubang cacing memiliki dua mulut, dengan terowongan yang menghubungkan keduanya. Mulut kemungkinan besar akan "bulat". Terowongan mungkin membentang lurus, tetapi bisa juga berbelok-belok, dan dapat lebih panjang daripada rute yang lebih konvensional.

Teori relativitas umum Einstein secara matematis memprediksi keberadaan lubang cacing, tetapi belum ada yang ditemukan sampai saat ini. Sebuah lubang cacing dengan massa negatif mungkin dapat terlihat dengan cara gravitasi mempengaruhi cahaya yang lewat di dekatnya.

Solusi tertentu dari relativitas umum memungkinkan untuk keberadaan lubang cacing dimana kedua mulutnya masing-masing terdapat lubang hitam. Namun, lubang hitam alami, yang dibentuk oleh runtuhnya bintang sekarat, tidak dengan sendirinya membuat lubang cacing.


Melintasi Lubang Cacing

Dalam fiksi ilmiah banyak yang mengisahkan perjalanan melalui lubang cacing. Namun sebenarnya perjalanan melalui lubang cacing lebih rumit, dan bukan hanya karena kita belum pernah melihatnya.

Masalah pertama adalah ukuran. Lubang cacing primordial diperkirakan ada pada tingkat mikroskopis, sekitar 10-33 centimeter. Namun, karena alam semesta mengembang, ada kemungkinan bahwa beberapa mungkin telah membentang ke ukuran yang lebih besar.

Masalah kedua adalah stabilitas. Diprediksi lubang cacing Einstein-Rosen tidak akan akan berguna untuk digunakan melakukan perjalanan karena mereka runtuh dengan cepat. Namun penelitian yang lebih baru menemukan bahwa lubang cacing yang mengandung materi "eksotis" bisa tetap terbuka dan tidak runtuh untuk waktu yang cukup lama.
Materi eksotis (jangan rancu dengan materi gelap atau antimateri) berisi kepadatan energi negatif dan tekanan negatif yang besar. Perilaku atau keadaan tersebut hanya terlihat dalam keadaaan vakum tertentu sebagai bagian dari teori medan kuantum.


Jika lubang cacing mengandung materi eksotis yang cukup, baik alami atau buatan, hal itu secara teoritis dapat digunakan sebagai metode pengiriman informasi atau wisatawan melalui ruang-waktu.

Lubang cacing tidak hanya menghubungkan dua wilayah yang terpisah dalam alam semesta, mereka juga bisa menghubungkan dua semesta yang berbeda. Demikian pula, beberapa ilmuwan telah menduga bahwa jika salah satu mulut lubang cacing dipindahkan dengan cara tertentu, itu bisa memungkinkan untuk perjalanan waktu. Namun, kosmolog Inggris Stephen Hawking telah menyatakan bahwa penggunaan tersebut tidak mungkin.

Meskipun penambahan materi eksotis pada lubang cacing mungkin menstabilkannya hingga ke titik aman bagi manusia untuk bisa bepergian dengan aman melaluinya, namun masih ada kemungkinan bahwa penambahan materi "biasa" akan cukup untuk mengacaukan portal tersebut.

Teknologi saat ini tidak cukup untuk memperbesar atau menstabilkan lubang cacing, bahkan jika mereka dapat ditemukan. Namun, para ilmuwan terus mengeksplorasi konsep lubang cacing sebagai metode perjalanan ruang angkasa dengan harapan bahwa teknologi pada akhirnya akan dapat memanfaatkan mereka.



Allah telah "menantang" manusia dan jin untuk menembus penjuru langit dan bumi.

Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan Sulthon. (QS 55:33)

Manusia dan jin tak akan pernah bisa melakukannya kecuali dengan Sulthon. Banyak ahli tafsir mengatakan bahwa yang dimaksud kata sulthon (kekuatan/kekuasaan)  disini adalah penguasaan terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi (power of knowledge), tapi apakah mungkin kata sulthon juga berarti energi yang besar?


Wallahualam



Baca Juga:




Source: Space.Com

Lorem ipsum dolor sit amet, consetetur sadipscing elitr, sed diam nonumy eirmod tempor invidunt ut labore et dolore magna aliquyam erat, sed diam voluptua.

Artikel Terkait

  • Game FIFA 15 Sudah Adopsi Teknologi Garis Gawang   Fifa 15 Cover Liputan6.com - Teknologi garis gawang atau 'Goal-Line Technology' adalah sebuah revolusi teknologi di dalam dunia sepakbola. Meksi kehadirannya mengundang pro dan kontra -- sempat ditolak oleh Pres…
  • Jepang Peringati 69 Tahun Bom Atom Nagasaki Detik.com - Puluhan ribu warga Jepang memperingati 69 tahun bom atom Nagasaki. Warga berkumpul untuk mengenang lebih dari 70 ribu orang yang tewas dalam tragedi tragis yang terjadi pada era Perang Dunia II tersebut. Pe…
  • Senin Lusa, Aliansi Rakyat Gugat KPU ke Pengadilan Resmi Tribunnews.com - Aliansi Rakyat Penyelamat Demokrasi berencana mengajukan gugatan terhadap Komisi Pemilihan Umum ke pengadilan resmi. Dasar gugatan itu adalah karena lembaga penyelenggara Pemilu itu kembali melakukan tind…
  • Menanti Goresan James Rodriguez REPUBLIKA.CO.ID - Tak ada jadwal pertandingan atau latihan, namun tribun Santiago Bernabeu hampir penuh dijejali penonton pada siang itu. Tak kurang 45 ribu suporter rela datang ke stadion demi menyaksikan diperkenalkanny…
  • Timnas U-19: 'Finishing' Jadi PR Kami REPUBLIKA.CO.ID- Timnas U-19 Indonesia gagal memetik kemenangan pada laga perdana Grup B turnamen Hassanal Bolkiah Trophy 2014.  Melawan Malaysia U-21 di Track & Field Sport Compex, Bandar Seri Begawan, Jumat…

Pages

Back To Top