GebrakNews
- Merebaknya informasi bahwa telah ditemukan banyak indikasi
keterlibatan negara dan kekuatan asing dalam pemilu presiden 2014,
mengingatkan publik pada kejadian menarik beberapa bulan lalu saat
Prabowo hadir di kantor pusat PEPABRI (22/4/2014) guna memenuhi undangan
para senior TNI: Agum Gumelar, Wismoyo Arismunandar dan pengurus
PEPABRI lainnya.
Prabowo Bicara Tentang Keterlibatan Asing |
Ruangan
yang tertutup itu ternyata entah lupa atau disengaja--pengeras suara
(speaker) di dalam ruang pertemuan masih menyala. Tanpa disadari
perbincangan di dalam ruang pertemuan tertutup itu, terdengar sampai ke
luar ruangan.
Para wartawan yang menunggu di luar ruang pertemuan, mendengar jelas pernyataan Prabowo Subianto yang disampaikannya di hadapan para seniornya di PEPABRI itu.
Pada kesempatan itu, Prabowo sempat menjelaskan apa sesunggunnya di balik peristiwa 'krisis moneter 1998'. Prabowo menyampaikan pendapatnya berikut dengan argumentasi bahwa krisis moneter 1998 itu adalah "bohong" belaka. Menurut data yang dirangkumnya, bahwa Indonesia pada tahun 1997-2000 terbukti mampu meraih surplus neraca perdagangan (hasil positif antara export : Rata-rata US$ 25 miliar atau Rp. 250 trilyun).
Prabowo menyampaikan sejumlah bukti bahwa pada saat itu (1998) yang terjadi sesungguhnya adalah "perang ekonomi", karena terbukti jelas adanya campur tangan pihak asing yang merekayasa dengan menjatuhkan nilai kurs rupiah sampai anjlok ke titik terendah.
"Sungguh saya terkejut dan mencoba mencari perbandingan neraca export import saat ini. Makin terbelalak, tahun 2012 Indonesia defisit US$1,6 miliar (Rp 16 Trilyun), dan pada tahun 2013 lebih parah menjadi US$3,3 miliar (Rp. 33 Trilyun). Ini artinya, Indonesia sekarang sudah murni menjadi negara pengimpor dan sedang dalam kondisi krisis moneter sebenarnya," jelas Prabowo kepada para seniornya.
Selanjutnya Prabowo menambahkah, "Namun kita tidak dibuat tidak sadar dengan kondisi ini. Seperti dinina-bobokan. Nah, kali ini saya tidak ingin panjang lebar membahas hal tersebut diatas. Saya ingin menggaris bawahi soal kata 'PERANG EKONOMI" yang esensinya sangat jelas bahwa kita memang sekarang sedang masuk dalam perang kemerdekaan jilid 2. Perang kedaulatan ekonomi. Ya, saya tahu jika masih ada yang menganggap keterlibatan dan campur tangan asing khususnya Amerika adalah sekedar pengetahuan umum tanpa bukti kongkrit. Bahkan muncul semacam ledekan jika kita memberikan pertanda agar masyarakat Indonesia waspada terhadap campur tangan Amerika lagi terhadap hajatan Pilpres 2014," ungkap Prabowo panjang lebar.
Sekarang, semua ucapan Prabowo tentang keterlibatan aktif dan intervensi asing di pemilu pilpres sudah mulai terkuak satu per satu. Belum terlambat bagi kita rakyat Indonesia untuk bersatu menghadapinya.
Para wartawan yang menunggu di luar ruang pertemuan, mendengar jelas pernyataan Prabowo Subianto yang disampaikannya di hadapan para seniornya di PEPABRI itu.
Pada kesempatan itu, Prabowo sempat menjelaskan apa sesunggunnya di balik peristiwa 'krisis moneter 1998'. Prabowo menyampaikan pendapatnya berikut dengan argumentasi bahwa krisis moneter 1998 itu adalah "bohong" belaka. Menurut data yang dirangkumnya, bahwa Indonesia pada tahun 1997-2000 terbukti mampu meraih surplus neraca perdagangan (hasil positif antara export : Rata-rata US$ 25 miliar atau Rp. 250 trilyun).
Prabowo menyampaikan sejumlah bukti bahwa pada saat itu (1998) yang terjadi sesungguhnya adalah "perang ekonomi", karena terbukti jelas adanya campur tangan pihak asing yang merekayasa dengan menjatuhkan nilai kurs rupiah sampai anjlok ke titik terendah.
"Sungguh saya terkejut dan mencoba mencari perbandingan neraca export import saat ini. Makin terbelalak, tahun 2012 Indonesia defisit US$1,6 miliar (Rp 16 Trilyun), dan pada tahun 2013 lebih parah menjadi US$3,3 miliar (Rp. 33 Trilyun). Ini artinya, Indonesia sekarang sudah murni menjadi negara pengimpor dan sedang dalam kondisi krisis moneter sebenarnya," jelas Prabowo kepada para seniornya.
Selanjutnya Prabowo menambahkah, "Namun kita tidak dibuat tidak sadar dengan kondisi ini. Seperti dinina-bobokan. Nah, kali ini saya tidak ingin panjang lebar membahas hal tersebut diatas. Saya ingin menggaris bawahi soal kata 'PERANG EKONOMI" yang esensinya sangat jelas bahwa kita memang sekarang sedang masuk dalam perang kemerdekaan jilid 2. Perang kedaulatan ekonomi. Ya, saya tahu jika masih ada yang menganggap keterlibatan dan campur tangan asing khususnya Amerika adalah sekedar pengetahuan umum tanpa bukti kongkrit. Bahkan muncul semacam ledekan jika kita memberikan pertanda agar masyarakat Indonesia waspada terhadap campur tangan Amerika lagi terhadap hajatan Pilpres 2014," ungkap Prabowo panjang lebar.
Sekarang, semua ucapan Prabowo tentang keterlibatan aktif dan intervensi asing di pemilu pilpres sudah mulai terkuak satu per satu. Belum terlambat bagi kita rakyat Indonesia untuk bersatu menghadapinya.
Sumber: Gebraknews.com